Tuesday, March 11, 2008

Setelah SMS Nyasar

Andaikan tak ada SMS nyasar ke HP-nya, mungkin kehormatan Indah, 20 tahun, masih terjaga tanpa jadi sasaran “burung” polisi gadungan Darmadi, 32 tahun. Tapi itulah peruntungan nasib gadis dari Pasuruan (Jatim). Gara-gara terpesona penampilan polisi gadungan, terjarahlah semua asset miliknya. Uang melayang, kehormatan juga berulangkali digoyang.

Tehnologi canggih bernama telepon seluler kini memang telah menembus segala lapisan masyarakat. Tak pandang bos, tak pandang orang naik bis, kini bisa memiliki HP dengan mudah, dari yang harga ratusan ribu hingga berjut-jut. Telepon genggam kini memang bukan lagi barang mewah. Dengan uang ratusan ribu saja sudah bisa tampil beda, menjadi manusia berkelas. Ke mana-mana berhalo-halo!

Ini berlaku pula bagi Indah yang asal Pasuruan. Meski kerjanya hanya di pabrik kota Semarang, tapi dia telah memiliki HP. Sesuai kemampuan kantongnya, merk yang diambil cukup Nokia seri 3315. Prinsip dia, buat apa pakai HP yang mahal-mahal? Sebab secanggih apapun masih kalah dengan HP-nya budayawan Emha Ainun Najib, yakni merk Nokia Kolopaking. “Dia bisa dicas seminggu tiga kali,” begitu kata orang-orang.

Konyolnya, HP yang dimiliki Indah pada akhrnya malah jadi sumber malapetaka. Ini terjadi ketika dia kirim SMS, tapi nyasar ke nomer lain. Dasar yang menerima lelaki suka iseng, dia membalasnya dan jadilah berkenalan lewat HP tersebut. Setelah sekian kali bertitit-tit-ria, penerima SMS nyasar yang ternyata pria itu mengajak berkenalan dan tatap muka langsung.

Amat sulit bagi Indah untuk menolak ajakan pertemuan itu. Sebab selama ini tutur kata lelaki yang mengaku bernama Darmadi tersebut sangat sopan dalam setiap SMS-nya. Maka Indah yang juga penasaran dengan sosok kenalan baru itu, akhirnya meluangkan waktu untuk bertemu.Dan ternyata, sekali bertemu dia langsung serr-serran dibuatnya. Darmadi memang cakep, baik tongkrongan maupun tangkringan mestilah sesuai.

Hati Indah makin berbunga-bunga ketika kenalan baru itu mengaku sebagai anggota polisi Polda Jateng. Ini karir yang bagus, pikirnya. Sebab polisi kini sangat mudah mencari uang. Yang tingkat petinggi, kalau mau bisa saja terima suap sampai berwujud mobil Nissan X-Trial. “Wah, kalau aku jadi istrinya kelak, aku mesti jadi anggota bayangkari, nih...,” belum-belum Indah sudah menggantang asap.

Sosok Darmadi sebagai anggota polisi memang sangat meyakinkan. Selain tubuhnya atletis, dia juga berpotongan rambut cepak. Apa lagi setiap omongan, selalu diselingi istilah-istilah Polri. Dari istilah TKP, berburu rusa, police line, hingga istilah lapan anem. Dan seingat Indah, kata terakhir itu yang paling sering dikatakan oleh Darmadi.

Akhirnya, hubungan Indah-Darmadi semakin intim saja. Dalam sebuah kesempatan, gadis karyawati pabrik itu diajak “lapan anem” (baca: damai) di sebuah penginapan. Di sinilah mereka kelon secara melampui batas. Hil-hil yang mustahal mereka jalani juga, padahal belum menjadi suami istri. Begitulah nasib Indah, gara-gara suara tit tit di SMS, akhirnya jadi korban Darmadi punya titit!

Yang tak habis pikir bagi Indah, ketika mereka mengadakan kencan yang ketiga kalinya, tega-teganya Darmadi mencuri uang kekasihnya sebanyak Rp 600.000,- Bahkan kemudian, uang Indah di ATM juga ludes sebanyak Rp 4 juta. Tapi Indah tak berani menuduh Darmadi, karena takut dia tersinggung. Terus terang saja, dia sudah terlanjur cinta pada lelaki yang mengaku polisi tersebut.

Akan tetapi sejak itu Indah terpaksa menerapkan budaya curiga. Masa iya sih, pada pacar sendiri tega mencuri duitnya. Maka diam-diam gadis malang itu mengadakan investigasi ke Polda Jateng. Hasilnya ternyata, di sana tak ada polisi bernama Darmadi. Maka Indah pun segera melaporkan kekasihnya tersebut dan polisi gadungan itu kini mendekan di Poltabes Semarang.

Namun ketika diperiksa Darmadi tetap menolak sebagai memperkosa Indah, sebab semuanya terjadi suka sama suka, sama-sama goyang dan sama-sama mengerang. Yang paling mengejutkan bagi Indah, pria yang terlanjur dicintai tersebut ternyata sudah punya anak istri.

Kasihan, tongkrongan dapat,ternyata sudah tingkrang-tingkring juga.

No comments: