Tuesday, March 18, 2008

Pejantan Dari Depok













Seandainya Tapos-nya Pak Harto masih ada, boleh juga Sakim, 40, dari Depok ini mendaftar jadi pejantan, biar mengawini puluhan ternak sapi di sana. Soalnya, jadi lelaki dia terlalu kuat nafsunya. Masak dalam sehari sang istri dipaksa “melayani” sebanyak 5 kali sampai gempor dibuatnya. Giliran bini menolak, anak-anak tetangga lelaki perempuan disikat habis, termasuk anak sendiri.

Ini kisah lelaki yang menganggap seks sebagai panglima. Tiap hari kerjanya yang dipikirkan urusan selangkangan melulu. Padahal istri hanya satu-satunya, sehingga ibarat pabrik begitu, mesin cuma satu unit diforsir untuk giling terus. Akibatnya, seks yang kata banyak orang sebuah kenikmatan, bagi Ny. Sakim justru sebuah siksaan dan penderitaan. “Ikut senam kek sama bapak-bapak yang lain, jangan hanya senam malam melulu,” tegur bininya.

Tenaga Sakim dalam urusan ranjang memang kelewat perkasa luar biasa. Dalam sehari dia sanggup menafkahi batin istrinya sebanyak 5 kali. Pagi-pagi sebelum subuh, dia sudah “sarapan”. Nanti mau berangkat kerja sekitar pukul 07.00 minta “disangoni” dulu. Sore hari sepulang kerja sekitar pukul 16.00 nambah lagi. Lalu nanti pukul 20:00 dan 22:00 kembali bininya diajak bergoyang. Jadi persis siaran RRI itu, ada warta berita, ada berita olahraga.

Istri Sakim tentu saja tersiksa punya suami kelewat doyan itu. Kalau ditolak, katanya itu kan bagian dari sunah rosul. Entah dari mana dalilnya, melayani suami di malam Jumat katanya sama pahalanya dengan membunuh 40 koruptor. Tapi giliran sudah diberi malam Jumat, malem Sabtu Sakim sudah nyolek-nyolek melulu. “Ya ampun bang, mayat 40 koruptor kemarin aja belum selesai dikubur….,” kata istrinya kesal.

Ada saran tetangga, untuk meredakan nafsu suami bisa dicoba dengan memberinya menu sayur terong. Tapi ketika dipraktekkan, yang loyo hanya terong yang disayur tersebut. Sedangkan perangkat keras Sakim, kagak ngaruh! Tetap saja dia gagah perkasa bagaikan Gedung Sapta Pesona, Departemen Pariwisata di Merdeka Barat, Jakarta.

Tatkala sedang capek betul, Ny. Sakim pernah juga mencoba menolak ajakan suaminya itu dengan alasan baru kena tamu bulanan. Tapi karena alasan itu begitu sering, dan perasaan belum sampai pada siklus 28 hari, Sakim tak mudah percaya dan mencoba man geledah. “Tunjukkan merahmu….!” Katanya seperti iklan rokok saja.

Istri yang terlalu sering menolak ajakannya, membuat Sakim menjadi binal dan nakal. Tak memperoleh pelayanan di rumah, dia mencoba mencari pemuasan di luar. Bukan ke tempat pelacuran atau menyelingkuhi bini orang, tapi malah mempedayai gadis-gadis kecil anak para tetangganya di kampung Pancoran Mas, Depok. Gadis itu dipancing ke rumah kontrakannya, lalu diancam dan diperkosa.

Ketika sejumlah bocah sudah berhasil diperdayai, Sakim belum juga puas. Dia kemudian mencoba sasaran lain yang spektakuler, yakni menggarap bocah lelaki alias main sodomi. Ternyata ini belum juga membuatnya puas. Bahkan seorang gadis ABG anaknya sendiri, sekali waktu ditelateni juga.

Amoralnya kelakuan karyawan cleaning servise baru terungkap ketika salah seorang bocah perempuan korban keganasannya mengadu pada orangtuanya. Katanya dia baru saja “dipipisi” Sakim. Keruan saja warga jadi emosi. Sakim lalu digebuki ramai-ramai sampai babak belur. Dalam kondisi teler barulah pejantan muda dari Depok itu ditahan di Polsek Pancoran Mas.

Habis nafsu, terbitlah penyesalan.

No comments: