Wednesday, March 12, 2008

Semua Diajak Masuk Sarung

Amit-amit sungguh kelakuan Rojak, 40 tahun, dari Batang (Jateng). Ditinggal istri jadi pembantu di Jakarta, dia tak tahan puasa wanita. Tak mandang anak kandung, tak mandang anak tiri, keduanya diajak “masuk sarung” sampai hamil. Ketika ditangkap polisi, enak saja dia beralasan: sekian bulan tak ketemu bini Pak, coba bayangkan!

Tahun 1995 dia berkenalan dengan Lasmi, janda punya anak satu yang masih balita. Rojak yang kala itu jug duda punya anak satu, tertarik untuk mengajaknya hidup dalam ikatan perkawinan. Ternyata Lasmi menyambut baik rencana itu, sehingga keduanya pun lalu menikah resmi. Mungkin karena sudah sama-sama senasib sepenanggung, keduanya lalu sepakat alangkah baiknya sekalian masuk sarung.

Indah sekali perkawinan gelombang kedua itu. Maklum, sama-sama sekian lama menjalani “puasa”, sekarang Rojak-Lasmi sudah boleh prasmanan, makan tinggal ambil sendiri sampai sekenyang mungkin. Dan itu dibuktikan dengan kondisi tubuh Rojak setelah punya bini. Badannya gemuk, mulus, pakain necis. Maklm terjamin luar dalam!

Kemesraaan sebagai keluarga baru ternyata tak berlangsung selamanya. Beberapa tahun belakangan ekonomi Rojak menurun drastis, sementara anak-anaknya mulai berangkat gede dan butuh sekolah. Dia bingung harus membiayani keluarganya. Saking kepepetnya, ketika istrinya ada yang menawari jadi TKW domestik di Jakarta, dia terpaksa mengizinkan.

Apa yang dikhawatirkan lelaki dari Desa Tersono Kecamatan Tersono itu akhirnya terjadi juga, yakni rasa kesepian yang menyengat. Memang sejak jauh dari bini, di malam hari Rojak sering kesepian. Tak ada lagi medan pelampiasan libidonya. Biasanya, seminggu sekali pasti masih nemu, kini setiap malam jadi ngaplo alias bengong macam sapi ompong!

Hawa nafsu Rojak meledak-ledak memang. Cuma disayangkan, meski imannya kuat, tapi si “imin” yang tidak tahan. Maka suatu malam anak tirinya, Nurma, 15, “ditelateni” untuk melayani hajadnya. Sebetulnya gadis ABG itu menolak, tapi daripada dimarahi dan diancam, akhirnya anak bawaan Lasmi itu dilalap hingga licin tandas.

Kebrutalan Rojak tak hanya sampai di situ. Puas mengencani anak tiri, lain hari anak kandungnya sendiri, Ratmi, 14, juga gentian ditelateni. Lagi-lagi takut ancaman bapak, anak kandung tak bisa menolak ketika dipaksa masuk sarung. Sejak saat itu, secara bergilir Nurma dan Ratmi gentian melayani nafsu kepribinatangan Rojak. Kalau ada film baru “Satu ranjang dua cinta” bintangnya ya bapak Ratmi-Nurma tersebut.

Ujung penderitaan tibalah juga. Sekian lama digauli ayah kandung, Nurma-Ratmi akhirnya hamil. Warga desa Tersono pun geger. Bagaimana mungkin kedua anak ABG itu bisa hamil kompak dengan usia kandngan yang sama. Siapa pula penyandang sahamnya? Ketika ditanyai keluarganya, bocah itu serempak menyebut nama Rojak ayah mereka. Tak ada cara lain, kecuali kasus ini diserahkan ke polisi dan buruh tani itupun ditangkap.


No comments: