Tuesday, March 11, 2008

Selingkuh Dijemput Maut

Asyik ngkali ya, menyelingkuhi bini orang itu? Buktinya Jumakir, 30 tahun, dari Jepara (Jateng) ini jadi ketagihan ngencani Aryani, 30 tahun, istri Tanto, 43 tahun, tetangga sendiri. Padahal kalau dikalkulasi untung ruginya, enaknya tak seberapa bila dibanding dengan mala petakanya. Bayangkan, baru saja asyik kelonan berbugil ria di kamar, tahu-tahu bet kepala diclurit oleh Tanto hingga nyawa lepas dari badan!

Tanto dan Jumakir sesungguhnya hidup bertetangga di desa Tubanan Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara. Mereka cukup bergaul akrab, bahkan sering pergi mincing berdua jikalau sedang libur. Tanto libur sebagai pegawai negri sedangkan Jumakir libur sebagai sopir angkot Nah, dalam kondisi demikian mereka tenggelam dalam keasyikan memainkan joran di kali atau tempat lomba pemancingan ikan.

Ironisnya, di balik persahabatan itu, sesungguhnya tersimpan rencana jahat Jumakir. Sambil memancing dia suka membayangkan, alangkah asyiknya “mancing” di kamar Aryani istri tetangganya, ketika Tanto masih sibuk kerja di kantor. “Suaminya kerja lembur, aku di rumah juga “lempengin burung” bersama istrinya...,” begitu batin sopir angkot itu selalu berandai-andai.

Kok sampai segitu sih angan-angan Jumakir? Bukan angan-angan sebetulnya, sudha jadi kenyataan. Sebab sudah sekian lama dia menggunting dalam sarung Tanto. Setiap Tanto bekerja di kantor, diam-diam dia nylingker (masuk dari belakang) ke kamar istri tetangganya tersebut. Keduanya pun lalu berpacu dalam birahi, menuntaskan dahaga asmara tanpa peduli haram dan dosa.

Apa sebabnya Jumakir sampai berbuat seperti itu? Ya karena ada niat dan ada yang sempat. Awalnya sih, itu terjadi sekadar dari bocoran informasi saja. Ny. Aryani pernah curhat pada istri Jumakir bahwa suaminya kini kurang perkasa lagi semenjak terlalu banyak pekerjaan di kantor. Pulang kerja langsung tidur, tidak ingat kewajiban lain. “Padahal dulu, kalau ditanya mau makan apa mas, pasti njawabnya makan bawah saja, ma....,” kata Aryani sebagaimana yang dikutip istri Jumakir.

Hal-hal seperti ini sebetulnya rahasia rumahtangga. Tapi karena Aryani sudah akrab dengan istri Jumakir, akhirnya kelepasan keluar. Celakanya, informasi itu oleh Jumakir mau ditindaklanjuti, karena dianggap tengara bahwa Ny. Tanto bisa diolah sesuai kebutuhan. Karena pisik dan penampilan Ny. Aryani sangat menjanjikan, dengan suka rela kalau diizinkan dia maulah jadi “dewan penyantun”-nya!

Dari wajah sampai bodi-bodinya bini Tanto tersebut memang sangat menggugah selera laki-laki. Betisnya, wih.....mbunting padi. Kulitnya, putih bersih. Beratnya yang 55 Kg sangat serasi dengan tinggi tubuhnya yang 160 cm itu. Lho, kok Jumakir sampai tahu ukuran tingginya segala, memangnya pernah ngukur? Ya tidak. Tapi dia pernah menandai, ketika Aryani bersandar tegak di teras rumahnya. Ternyata ada 5 ubin keramik, sampai ujung kepalanya ditambah 10 cm lagi. Klop 160 cm kan? Dasar!

Edannya Jumakir makin menjadi ketika dia mulai berani menggoda istri Tanto. Kalau ketemu di jalan dan pas sepi orang, dia mulai melempar godaannya yang nakal. Ternyata Aryani meladeni, bahkan ketika sudah nampak begitu akrab, Jumakir berani menyinggung soal “rahasia” suaminya itu. “Siapa bilang, enggak-enggak....,” kata Aryani malu-malu.

Walaupun mengelak, tadi sorot mata Aryani menunjukkan kebenaran. Maka sekali waktu ketika bini Tanto itu hendak belanja ke pasar dengan naik angkot Jumakir, justru kemudian “diselewengkan”. Artinya, Aryani tak jadi belanja ke pasar, tapi justru diajak jalan-jalan Jumakir. Ternyata mau. Maka setelah menyerahkan angkot pada sopir yang lain, Jumakir segera membawa Aryani ke sebuah hotel. Di tempat ini kembali Jumakir “nyopir” dan main klakson segala: tet tot, tet tot...!

Indah dan mesra kejadian pada hari-hari berikutnya, sebab Aryani kembali merasakan kehangatan ranjang yang sudah berbulan-bulan tak didapat. Tapi karena selingkuh antar tetangga itu mudah ketahuan, akhirnya isyu tak sedap pun beredar. Awalnya Tanto tak percaya. Mana mungkin istrinya selingkuh dengan sahabatnya sendiri. “Ndak betul itu, itu hanya rekayasa politik murahan,” katanya sok gaya pejabat Orba.

Kabar itu menjadi demikian akurat ketika Tanto melihat sendiri motor istrinya berada di sebuah hotel di kota Jepara. Maka sepulang dari hotel Aryani diinterogasi dan mengaku habis kencan dengan Jumakir. Amarah Tanto pun meledak. Sopir angkot celamitan itu dicari. Dan ketika dia sedang ngetem bersama angkotnya di Kaliaman, langsung dibacok clurit hingga tewas. Setelah buron sebentar, sore harinya Tanto menyerahkan diri ke Polres Jepara.

Untung hanya dibacok, kalau dibuat abon cap Jumakir, bagaimana?

3 comments:

Anonymous said...

Cerita Heboh....!!
Handal.. Kereen...seru...

Anonymous said...

Tolong dibantu link-ya boss..
pussyfier...

Anonymous said...

justkidding2k.blogspot.com gambarnya kagak bisa dibuka..