Tuesday, March 11, 2008

Rekaman Atau Kelonan?

Siapa pun orang tuanya pastilah kecewa. Anak pamitnya pergi untuk bikin album rekaman dangdut. Eh nggak tahunya, bersama cowok sesama penyanyi dangdut mereka malah kelonan di hotel. Kelakuan Umar, 23 tahun, yang merusak masa depan Putri, 18 tahun, jelas bikin sakit hati orangtua. Maka tanpa melalui lobi-lobian segala, bapak malang dari Bekasi ini langsung melaporkan Umar ke polisi. Tuduhannya, menyetubuhi anak orang yang belum jadi istrinya!

Anak muda sekarang memang banyak yang gandrung jadi artis. Sebab melalui jalur musik atau sinetron di TV, bisa membuatnya kaya dalam waktu cepat. Kemungkinan itu kini makin terbuka setelah dibukanya kesempatan jadi artis/selebritis instant lewat pentas TV sebagaimana KDI (Kontes Dangdut Indonesia). Yang menang lewat forum itu, mendadak jadi popular. Namanya sering muncul di TV, perusahaan iklan pun mencarinya untuk model, produser rakaman pun memburunya untuk rekaman.

Yang beginilah kiblat para kawula muda, di antaranya Putri dari Rawapasung, Kotabaru, Bekasi Barat. Dia yang demen di jalur dangdut, sangat mendambakan dirinya jadi seperti Cici Paramida, Ike Nurjanah atau Lili Karlina. Nama ngetop, duit banyak. Yang lebih membanggakan lagi, namanya selalu menghiasi koran/majalah gossip. Jangankan mu kawin, cerai atau rebutan anak, mau kentut saja kalau sudah jadi artis akan diliput pers.

Akan tetapi Putri juga sadar bahwa untuk ke sana tak semudah membalikkan tangan. Harus ada awalnya, harua ada pahit getirnya. Nah untuk itu dia kini rajin berlatih dangdut. Dari nyanyi-nyanyi jika ada orang punya gawe, atau pentas tujuh belasan. Sesuai dengan namanya calon artis dangdut, pakaian panggungnya juga aneh-aneh, paling tidak wudel harus nampak untuk komsumsi public. “Jatuh bangun aku mengejarmu....,” begitu Putri kalau latihan nyanyi dangdut.

Nama belum diperoleh, tapi cowok ganteng langsung dapat dari pentas dangdut itu. Putri memang lumayan cantik, sehingga wajar banyak cowok tertarik padanya. Salah satunya Umar, yang juga sama-sama penyanyi dangdut. Dari arena pentas yang hangar binger itu keduanya kemudian melanjutkan ke tempat-tempat sepi. Namanya juga orang pacaran, kalau kondisi memungkinkan pastilah: bicara dikurangi usaha diperbanyak!

Keluarga Putri di rumah termasuk ketat mendidik putra-putrinya. Meski Putrinya boleh pentas dangdut ke mana-mana, tapi tak pernah boleh pulang larut malam. Kalau pulang telat sedikit saja, harus ada alasan tepat yang bisa diterima oleh enyak babe. Pulangnya pun harus diantarkan oleh seseorang sebagai penanggungjawab acara. Kalau tanpa itu semua, tak bakalan Putri boleh pulang malam-malam.

Apapun dan betapapun ketatnya Putri diproteks enyak babe, namanya orang pacaran pastilah ahli menciptakan kebohongan public. Agar diperlonggar gerak langkahnya, dia sepakat bersama Umar untuk mengaku baru mempersiapkan rekaman album dangdut. Bila putrinya pulang telat, bapaknya sekarang malah menenangkan istrinya. “Memang begitulah dunia artis, jadwal rekaman tak pernah disiplin,” katanya.

Tapi betulkah Putri-Umar sedang bikin album rekaman dangdut? Bukan! Yang betul justru mereka bikin anak di hotel. Sebab setiap pamit mau rekaman, mereka malah ngendon di hotel Perdana, Cibitung. Di sana mereka bermain dan praktek bagaikan suami istri saja. Orang belum jadi suami istri kok sudah berani menjalankan “sunah rosul”, apa nggak zina itu namanya?

Indahnya orang pacaran kabablasan ternyata hanya sebentar. Awalnya sih asyik-asyik saja, karena itu katanya sebagai perwujudan cinta kasih mereka. Tapi ketika kemudian perut menggelembung, Putri mulai panik. Bagaimana tidak kalang kabut, karena kehamilan itu terjadi di luar nikah. Gadis penyanyi dangdut itu tak bisa membayangkan, seperti apa kemarahan ayahnya.

Ketakutan seperti apa, tak bakal mengempiskan perutnya yang mengandung unsure janin. Oleh karena itu Putri sambil menangis mendatangi ayahnya yang baru turun dari salat Jumat. Dia beberkan segala segala kebohongan public yang sudah diperbuat selama ini termasuk perutnya yang menggelembung akibat “rekaman” di hotel. “Maafkan daku, ayahku...,” kata Putri puitis sekali.

Amit-amit, kata ayah Putri sambil menahan marah. Tapi nasi sudah jadi bubur, perut putrinya tak bisa diselesaikan dengan kemarahan saja. Maka setelah mengucap istigfar beberapa kali, bapak malang ini segera mendatangi Polsek Cibitung melaporkan ulah Umar. Tuduhan yang diusung lumayan berat, menyetubuhi anak gadis orang yang belum dinikahi.

Hasil rekaman kok berupa anak. Yang direkam apa saja sih?

No comments: