Tuesday, March 18, 2008

Ritual Memburu Kaya

Rupanya tembok penjara tak membuatnya Darjan, 45 tahun, kapok berbuat durjana. Justru dalam status pengejaran polisi lantaran lari dari LP Madiun, dia masih berusaha menodai 4 gadis dengan alasan untuk ritual mencari kekayaan. Tiga sukses atas bantuan istrinya, yang ke-4 gagal karena keburu ketahuan polisi saat menindih Menthik, 20 tahun, di tengah hutan.

Ilmu apa yang tengah ditekuni Ny. Narsih, 36 tahun, tak begitu jelas.Yang pasti dukunnya memberi saran bahwa untuk memperoleh kekayaan secara cepat, sang suami harus siap melakukan ritual menodai 4 gadis. Tentu saja Darjan selaku istri Narsih sangat kegirangan atas tawaran tersebut. Ini kan sama saja selingkuh yang direstui dan dibiayai atas tanggungan negara.

Narsih memang sedang kalut. Sebab semenjak suaminya masuk penjara LP Madiun, tulang punggung ekonominya tak ada lagi.Justru dia minimal sebulan sekali harus mengeluarkan anggaran ekstra untuk menjenguk suaminya.Untuk makan sehari-hari saja kini demikian susah. Terpaksa dia banyak ngutang di sana sini, dengan tempo pembayaran entah kapan. “Yang pasti kalau suamiku sudah bebas,” kata Narsih setiap menciptakan utang baru.

Darjan sendiri sebagai napi merasa sungguh tidak nyaman. Selain kebebasannya sebagai manusia terampas, dia tak bisa lagi menyalurkan kebutuhan biologis pada istri tercinta. Itulah bedanya napi kelas kere dan berduit. Yang banyak duit bisa blebar-bleber Nusakambangan-Jakarta demi menghirup udara bebas, yang duit cekak harus siap bersakit-sakit di belakang terali besi. Tapi memang itulah resiko yang harus dfbayar atas kejahatannya.

Untuk memperoleh kebebasannya, Darjan nekad kabur dari LP Madiun dan kembali pada keluarganya di Desa Mojowirya Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan (Jatim). Tapi masalah belum berarti titik hingga di situ. Sebab kembalinya kepala keluarga secara kabur dari penjara, membuat Darjan tak bebas mencari nafkah. Padahal perut keluarganya musti diisi setiap hari.

Akal atau terobosan harus dicari untuk membangkitkan perekonomiannya. Entah berguru ke dukun cap apa, mendadak dukun yang didatangi Ny. Narsih mensyaratkan, untuk memperoleh kekayaan dalam waktu cepat harus merelakan suaminya untuk menggauli 4 gadis. “Kamu nggak usah cemburu dulu ya, yang penting kamu nanti bisa kaya dan keluargamu hidup makmur,” kata mbah dukun.

Tatkala persyaratan itu disampaikan pada suaminya, dalam hati Darjan berteriak kegirangan. Sebab di saat dia haus akan “menu” keseharian sekeluar dari LP, kok malah istri sendiri menyarankan dirinya untuk menggauli 4 wanita lain.Maka mesti agak malu-malu, dalam hatinya Darjan bilang: ya ayo, endi barange (ayolah, mana barangnya)?

Ihtiar Ny. Narsih dimulai untuk menjerat para korban. Dengan alasan akan dicarikan kerja, sejumlah gadis mau menjalani ritual semedi di tengah hutan sebagaimana yang disaratkan Darjan. Padahal ritual pamungkas itu tak lain harus menyerahkan kehormatannya pada suami Narsih yang mengaku dukun itu. “Daripada nggak kerja, dikerjain ya nggak apalah,” begitu tekad sejumlah korbannya.

Ketiga gadis masing-masing Dini, Titik dan Ratih; berhasil digagahi Darjan di tengah hutan. Semua masih perawan tulen, berusia sekitar 20-an tahun rata-rata. Uniknya, kalau ada korbannya yang agak berontak, dengan suka rela Narsih memegangi kaki gadis itu dan memberikan “pengarahan” pada suaminya. Maksudnya, agar Darjan menjadi pemerkosa yang baik dan terbebas dari penciuman polisi.

Akan tetapi ketika Darjan hendak menutup ritual terakhir, sepertinya gadis bernama Menthik itu mencium firasat yang tidak baik. Maka sebelum berangkat ke tengah hutan untuk semedi bersama Darjan, dia sudah minta keluarganya untuk menghubungi polisi. “Nanti begitu Darjan macem-macem, langsung digerebek ya….,” begitu menurut petunjuk Menthik.

Hil-hil mustahal yang sangat dikuatirkan gadis itu ternyata terjadi juga. Dan untungnya pertolongan datang di waktu yang tepat. Maka ketika Darjan nangkring di tubuh Menthik, sebelum “rudal” Israel itu melesat, polisi segera menarik tubuh Darjan dan ditentengnya ke kantor polisi Polsek Sambeng.Ternyata luwak kepala hitam ini pelarian dari LP Madiun. Maka begitu ketangkap dia segera dikembalikan ke posnya yang lama.

No comments: