Sunday, March 23, 2008

Meminjam Anak Menantu

Kalau ada mertua paling gatel se Kabupaten Tasikamalaya, mungkin Ny. Oneng, 46 tahun, lah orangnya. Bagaimana tidak? Mentang-mentang kesepian setelah sekian lama menjanda, suami anaknya pun "dipinjam" untuk memuaskan nafsunya. Karena kemudian si janda gatel itu hamil, gegerlah warga kampung, bahkan Watik, 22 tahun, pingsan melihat kegenitan ibu kandungnya.

Andaikan bisa memilih, setiap wanita berharap jangan keburu ditinggal mati suami. Tapi setiap manusia tak bisa berkelit dan lari dari takdir. Seperti Ny. Oneng warga Desa Karangmulya Kecamatan Jamanis ini misalnya, ketika usia suaminya baru 45 tahun, mendadak klepek-klepek meninggal dimakan stroke. Maka sejak 5 tahun lalu Ny. Oneng menyandang status janda ketika usianya baru 40 tahun. "Ya Allah teu disangka salaki kuring tereh dipundut (ya Allah, kenapa begitu cepat suamiku Engkau ambil)," ratap Ny. Oneng kala itu.

Ny. Oneng pun lalu dalam kesendirian. Untungnya pensiunan dan peninggalan suaminya cukup lumayan, sehingga dia bisa membesarkan anak-anaknya tanpa gontai. Bahkan ketika mantu anak pertamanya setahun lalu, dia bisa menyelenggarakan walimahan cukup meriah, pakai nanggap degung segala. Tatkala Watik-Gugun, 30, di depan penghulu, yang menjadi wali terpaksa adik lelakinya sendiri.

Gugun sebagai keluarga baru ekonominya memang belum mapan, sehingga untuk sementara waktu dia masih tinggal di rumah mertua. Kala itu sebetulnya dia pengin ngontrak rumah sendiri, tapi Ny. Oneng melarangnya, dengan alasan rumah jadi sepi tanpa Watik. "Celengankeun duit kontrakana keur engke nyiun imah (uang kontraknya saja kamu tabung, nanti buat persiapan bikin rumah)," begitu nasihat sang mertua.

Enak nggak enak, keluarga Gugun-Watik terpaksa tinggal di Mertua Permai yang bebas cicilan itu. Cuma tentu saja privaci-nya sebagai sebuah rumahtangga, jadi kurang bebas. Gugun mau bikin aturan ini itu buat keluarga, Ny. Oneng selaku mertua juga suka mengintervensi kebijakan. Sebagai menantu teladan Gugun harus banyak bersabar, mengalah. Sebab dia memang tak punya kedaulatan penuh di rumah itu.

Namun ada sesuatu hal yang tak disadari Gugun, tapi sangat dinikmati Ny. Oneng. Malam hari ketika suami istri itu tengah menjalankan "sunah rosul", diam-diam ibu mertua yang kesepian itu suka mengintip. Wah, dengkulnya ngadaregdeg (bergetar) demi melihat "burung" menantunya seperti habis diservis di Mak Erot di Plabuhan Ratu. "Aneh pisan baehula bobogaan salaki kuring teu sagede gitu tak sebesar itu)," kata batin Ny.Oneng.

Aktivitas Gugun-Watik siang dan malam hari -- namanya juga pengantin baru - hampir tak pernah lepas dari pantauan Ny. Oneng. Sebagai wanita yang sudah bertahun-tahun "nganggur" dalam urusan satu itu, ibunya Watik ini sangat tergoda untuk bisa pinjam pakai milik anaknya tersebut. Maka sejak saat itu dia menggelar jebakan, menebar pesona bagi anak menantunya.

Terus terang saja, sebetulnya antara Watik dan Ny. Oneng, bila dicermati lebih cantik ibunya. Cuma Watik menang muda. Tapi dari segi perwajahan dan bodi, janda 45-an tahun itu masih prima. Maka sekali waktu ketika Ny. Oneng mancing-mancing dirinya, Gugun langsung turun naik jakunnya. Maka ajakan mesum sang mertoku itu pun dilayani saja. "Hampura pisan minantu teh rada kurang ajar (mohon maaf, mantumu agak sedikit kurang ajar nih)," kata Gugun ketika hendak mesnstater "kendaraan" Corolla 1973-nya.

Ih... ternyata, meski Ny. Oneng ini ibarat Toyota Corolla 73, tapi karena mesin terawat tak pernah telat ganti olie, masih nyaman juga dikendarai. Dibawa nanjak ke Puncak masih oke-oke saja. Apa lagi Ny. Oneng juga sangat mengimbangi, karena baru dapat "piston" gress asli Jepang bukan Taiwan punya. Ibarat kata, ranjang sampai berderak-derak terkena gempa non Yogya dan Pangandaran.

Kelanjutannya, praktek mesum mantu dan mertua ini menjadi sebuah rutinitas. Lucunya, Watik yang istri resmi saja belum hamil, lha kok ibunya yang berstatus pinjam pakai malah reneuh (hamil). Tentu saja Watik heran, hamil dari mana, wong suami juga tidak punya. "Hampura anaking salaki salila ie emak make salaki anjeun (maaf ya nak, ibu selama ini memang pinjam suamimu)," kata Ny. Oneng setelah didesak.

Alamak! Watik pun tepingsan-pingsan demi mendengar pengakuan spektakuler tersebut. Apapun alasannya, Polsek Jamanis terpaksa turun tangan kasus mantu hamili mertua ini. Tapi saat diperiksa petugas Gugun menjawab dengan tegas bahwa dia siap menceraikan Watik dan kemudian mengawini bekas mertuanya itu. Katanya, pelayanan Ny. Oneng memang seperti ban radial, daya cengkeramnya luar biasak!

Haa? Anti selip, dong! Dasar!

No comments: