Wednesday, March 26, 2008

Memburu Gadis Joss



Benar-benar kejam kelakuan Yatmin, 25 tahun, orang dari Purbalingga (Jateng) satu ini.Bila Sumanto makan mayat, dia tega mau menceraikan bininya yang baru hamil. Padahal alasannya, hanya pengin kawin lagi dengan gadis cantik yang lebih joss. Tapi giliran ditolak bininya, Ny. Yustiah, 22 tahun, malah digebuki sampai babak belur.

Antara cinta dan bosan batasannya memang tipis sekali. Ketika cinta sedang menggebu, apapun ditempuh demi si doi. Tapi bila sudah tercapai, kemudian terpuaskan dahaga asmaranya, kebosanan mulai menghantui. Tanpa dosa tanpa masalah, bininya mau dilepaskan, demi mengejar kembang lain yang tengah menawarkan sejuta aroma.

Rupanya ini pula yang dialami Yatmin, lelaki dari Desa Tunjungmuji, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga. Dulu ketika masih tahap naksir Yustiah, setiap hari mondar-mandir lewat depan rumah sigadis, sampai-sampai halamannya jadi maluh (becek) karenanya. Jangankan lihat ceweknya, baru lihat rumahnya saja sudah senang sekali Yatmin.

Untungnya cinta Yatmin atas Yustiah tidak bertepuk sebelah tangan. Keduanya pun lalu menikah resmi di KUA. Dalam tempo 2 tahun, 1,5 anak telah lahir. Maksudnya, kini pasangan Yustiah-Yatmin sudah punya satu momongan, ditambah setengahnya lagi masih dalam kandungan. Maklum, begitu anak pertama lahir, 40 hari setelahnya Yatmin sudah produksi lagi. “Inyong kuwatir kedhisitan setan mbokan (aku khawatir kalau keduluan setan),” kata Yatmin.

Menyaksikan istrinya mengandung anak kedua, mestinya Yatmin jadi lebih sayang pada bininya. Tapi yang terjadi justru tidak demikian. Di kala istrinya berbadan dua, dia malah punya gagasan lain. Yakni dia punya gebedan baru, gadis cantik yang menurutnya serba menjanjikan. Gadis itu orang wetanan, yang bahasanya santun dan halus, tidak pating plekuthuk seperti bininya.

Enaknya orang pacaran membuat para pelakunya jadi lupa segalanya. Misalkan saja ketika sicewek mengajukan syarat, berani tidak menceraikan istri pertama, dengan gampang Yatmin menjawab: siapa takut. Kalau si istri tak mau dicerai? “Ya kudu dijiat, nganti dewekna gelem koh (ya dipaksa sampai dia mau),” begitu Yatmin menggampangkan masalah.

Namun ternyata itu hanya teori. Ketika berhadapan langsung dengan bininya, Yatmin tak berani memaparkan wacana gilanya. Setiap mau ngomong, tiba-tiba seperti nyangkut di kerongkongan. Apa lagi ketika melihat perut istrinya mulai sedikit mengembang dalam usia kandungan anak keduanya yang 5 bulan jalan.Lagu “teganya….teganya…..” milik Megie Zet sepertinya juga selalu mengganggu.

Sialnya, gara-gara jaminan Yatmin, kekasih baru orang wetan itu mau saja menyerahkan “aset” nasionalnya yang paling berharga. Akibatnya, “jatah” Yatmin di rumah jarang dilirik. Padahal biasanya, bini hamil pun juga ditelateni. Kata Yatmin kala itu, kegiatan “nyepuh” bisa menguatkan janin, sehat dan rosa-rosa…. macam mbah Maridjan!

Yang namanya istri, tentu saja sangat tahu perubahan sikap suaminya. Dia pun lalu klarifikasi, kenapa suaminya kini tidak lagi ramah alias rajin menjamah? Merada dapat peluang untuk membuka wacana, Yatmin pun sambil bisik-bisik menyampaikan niatnya untuk menceraikan istri, agar bisa mengawini sigadis wetan. “Alah busyet, rika kakehan reka kang, egin bisa ngliwet kentel pengin rabi maning (ya ampun, belagu amat, baru bisa masak pera sudah mau kawin lagi),” omel bininya.

Akan tetapi Yatmin terus memaksakan kehendak, meski bininya tidak mau dicerai dengan alasan masih hamil. Ngotot sama ngotot, akhirnya tengah malam keduanya berantem.Yatmin tak hanya kera di mulut, tapi tangan juga maju. Yustiah yang baru halim non PK itu ditendang dan ditempeleng sampai babak belur. Esok paginya bini malang itu mengadu ke Polsek Karangmoncol.

No comments: