Taktik konyol Asnawi ini dimulai ketika dia terkena panah asmara seorang wanita muda bernama Heda, 23. Orangnya cantik, kulit putih bersih macam Rahma Sarita-nya Metro TV. Maka setiap menatap si wajah ayu, pikiran Asnawi melayang-layang ke mana saja. Dia ingin memetik mawar sekuntum terssebut, tapi mungkinkah? Sebab di rumah Asnawi memang sudah punya anak bini.
Ingin hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai; begitulah pepatah paling pas buat Asnawi. Cuma anehnya si lelaki ini, meski sadar bahwa keinginannya tak mungkin diwujudkan dalam karya nyata, dia secara iseng masih juga mendekati cewek tersebut. “Dapat alhamdulilah, nggak dapat ya nggak masyalllah,…., begitu tekadnya seperti tanpa beban.
Karena sekadar untung-untungan, dia mendekati Heda tanpa beban. Dan ini ternyata justru menjadi sebuah kemujuran untuknya. Sebab meski sudah ngaku di rumah ada anak istri, Heda-nya malah nempel terus kayak prangko. Meski Asnawi sudah punya keluarga dan pekerjaannya sebagai kameranan TV, dia siap menjadi pendamping hidupnya. Prinsip Heda, apapun dan bagaimanapun caranya, dia harus menjadi nyonya Asnawi.
Asnawi kini yang betul-betul pusing. Untuk mengawini Heda sekaligus, untuk kondisi sekarang dia merasa belum mampu punya dua “kendaraan”. Kalau soal onderdil sih masih sanggup, untuk kapan saja dan di mana saja. Tapi materil, ini yang paling merepotkan. Untuk mengasapi satu dapur saja gajinya pas-pasan, masa dua dapur sekaligus? “Memangnya ada wanita yang mau hanya dikasih kelon tanpa diberi klepon?” kata batin Asnawi.
Hanya satu cara untuk bisa memiliki Heda, yakni menceraikan Erna istrinya. Tapia apa alasannya untuk membebaskan dia? Di Pengadilan Agama, tanpa alasan signifikan pastilah ditolak gugatan cerainya. Maka untuk cari gara-gara, Asnawi-Heda sepakat bikin masalah. Caranya bagaimana? Ya hubungan intim sendiri, yang diabadikan dengan kamera video. Bagi Asnawi itu soal mudah, karena peralatannya semua ada.
Kenekadan itu diwujudkan dalam karya nyata. Asnawi-Heda pun lalu berhubungan intim bak suami istri. Segala kegiatan di ranjang itu disuting sendiri seperti film porno. Begitu selesai, film itu diberi dua judul masing-masing: Maafkan aku mama, dan Kreasi Anak Palembang. Selanjutnya kompak disk berdurasi masing-masing 20 menit itu dikirimkan Heda pada istri Asnawi di rumahnya, Ilir Barat Satu, Palembang.
Untuk kali pertama Erna memang terkaget-kaget melihat suaminya “enjot-enjotan” dengan wanita lain. Tapi setelah tahu itu sekadar rekayasa untuk menghancurkan keluarganya, dia tak terpengaruh. Artinya, dia takkan minta cerao gara-gara VCD porno itu. Justru karena film tersebut dia melaporkan suaminya ke Polresta Palembang lengkap dengan kepingan kompak disk-nya. Tak ayal Asnawi dan Heda kini dijebloskan ke sel. Bayangan mereka untuk bisa segera menikah, hanya pepesan kosong.
No comments:
Post a Comment