Wednesday, March 26, 2008

Foto Dari Negeri Jiran


Ketika istri pulang dari Malaysia sebagai TKW, mestinya acara Mardan-Lasmi kangen-kangenan sepanjang malam. Tapi yang terjadi di Purwokerto (Jateng) ini lain. Justru acara mereka gebuk-gebugan bin antem-anteman. Apa pasalnya? Bagaimana Mardan, 40 tahun, tidak marah dan cemburu? Pulang-pulang Lasmi, 37 tahun, bawa-bawa foto cowok yang diduga gebedan barunya di negeri jiran.

Orang kalau tak kepepet banget, tak maulah jadi TKW di luar negeri. Sebab meski bakal menambang duit di sana, setidaknya selama 2 tahun harus berpisah dengan keluarga. Itu pula yang jadi pertimbangan Mardan, ketika beberapa tahun lalu bininya mohon persetujuan mau jadi TKW ke Malaysia. “Hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri,” begitu dalil Mardan ketika itu.

Logikanya, hujan batu itu memang tak pernah ada. Tapi makan batu, bisa-bisa terjadi karena selama ini Mardan susah mencari penghasilan di negeri sendiri. Kerja sebagai petani penggarap, hasilnya tak pernah memadai. Pengeluaran selalu lebih besar dari pendapatan. Jika pinjam istilahnya para ekonom, devisit anggaran semakin meningkat. Kalau negara masih bisa jual BUMN, lha kalau Mardan? Paling-paling jual tampang.

Akhirnya, dengan sangat terpaksa Mardan mengizinkan Lasmi jadi TKW itu. Tapi dia wanti-wanti, dua tahun saja cukup, jangan memperpanjang kontrak lagi. Dengan modal ringgit Malaysia itu nantinya, Mardan bisa mengembangkan usaha di desa. Atau duitnya dibelikan sawah buat sumber ekonomi sehari hari. “Iya, iya, saya akan ingat selalu pesan kanda,” kata Lasmi merajuk, maklum sedang merayu misoa.

Ketika sudah beberapa bulan Lasmi jadi TKW, ekonomi Mardan mulai menggeliat. Dengan rajin istrinya mengirim ringgit itu ke kampungnya, Desa Bojongsari Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Tapi menggeliatnya ekonomi, diiringi pula oleh menggeliat-geliatnya Mardan sebagai suami. Maklum, sekarang di malam nan dingin itu dia harus tidur sendirian tanpa guling penuh makna.

Menunggu waktu dua tahun, rasanya jadi sewindu. Tapi akhirnya waktu membosankan itu terlewati juga. Tanpa terasa sudah dua tahun bininya jadi TKW, dan beberapa hari lalu Lasmi telah kembali. Wah, Mardan sumringah dan penuh gairah lagi. Kemesraan yang hilang selama dua tahun kini telah kembali lagi. Kalau pinjam istilahnya Rudi Salam: bisa ulang tahun tiap hari!

Akan tetapi bayangan indah Mardan sirna. Sebab ketika pulang Lasmi justru membawa foto cowok ganteng, yang dibawa-bawa ke kamar tidur segala. Mardan mencoba bertanya siapa dia, tapi Lasmi tak mau terus terang. Mardan pun dibakar cemburu, jangan-jangan dia adalah gebedan baru selama jadi TKW di Malaysia. “Itu selingkuhanmu ya?”, tuduh Mardan emosi. Marah biar saja, wong malam ini.

Hati siapa tak panas? Dituduh begitu Lasmi jadi ikut-ikutan sewot. Maka acara rapel kangen justru batal, Maran menghajar isttrinya pakai tangan kosong sampai babak belur. Dengan muka sembab Lasmi lapor ke Polsek Kembaran, minta suaminya diusut dan ditangkap. “Coba Pak, istri pulang bawa duit kok malah digebuki….,” kata Lasmi pada petugas.

No comments: