Ini kisah tentang kenekadan lelaki yang mirip Ken Arok dalam kisah sejarah Singosari. Bila pendiri kerajaan Singosari itu tergila-gila pada Ken Dedes awalnya hanya karena melihat paha yang tersingkap, Slamet jatuh hari pada Anis juga hanya karena tak sengaja memergoki bini tetangga itu saat ganti baju. Hanya sesaat memang Slamet melihat “indomik” nan ranum milik bini Marsid, tapi sejak saat itu pula dia pusing tujuh keliling.
Nomploknya rejeki Slamet terjadi ketika dia hendak pinjam motor di rumah Marsid tetangganya. Karena memang sudah akrab, setelah permisi Slamet nyelonong saja masuk ke ruang tamu. Padahal ruang tamu itu berhadapan langsung dengan kamar tidur pribadi Marsid suami istri. Nah kebetulan kamar tidur itu terbuka, dan kebetulan pula Anis bini tuan rumah sedang melepas baju mau ganti sehabis kondangan. Sretttt…..!
Dalam hitungan detik, mata Slamet berhasil menangkap pemandangan spektakuler itu. Sejak saat itu dia mengalami gangguan kejiwaan sebagaimana Ken Arok. Bila Ken Arok selalu membayangkan Ken Dedes bininya akuwu Tumapel, sekeluar dari rumah Marsid berkhayal kapan bisa menikmati “apel malang” yang ranum itu. “Kini nyemplak motornya, lain waktu harus bisa nyemplak pemiliknya,” begitu tekad Slamet. Dasar.
Untuk urusan begituan, Slamet memang lumayan berbakat.Kemampuannya bergaul dengan makhluk lain jenis, memungkinkan dia bisa menggauli wanita yang jadi sasarannya. Di samping tampang lumayan ada, Slamet memang tahu persis tehnik-tehnik mendekati kaum hawa. Sepertinya dia itu memiliki ajian Semar Mesem atau Jaran Guyang yang sangat kondang sebagai pemelet wanita itu.
Arena dan medan perburuan bini tetangga memang sangat memungkinkan bagi Slamet. Selain rumahnya di Desa Bandar Kecamatan Mojoroto itu berdekatan adu tembok, suami Ny. Anis jarang di rumah. Profesinya sebagai satpam pabrik, menyebabkan Marsid hanya di rumah beberapa jam saja. Berangkat pukul 12.00 siang, pukul 24.00 dia baru tiba kembali di rumah.
Tenggang waktu selonggar itu membuat Slamet leluasa mengatur strategi jangka panjang dan pendek. Jam-jam 15.00 saat keluarga pada istirahat siang, Slamet yang baru pulang kerja menyempatkan untuk kongkow-kongkow ke rumah Ny. Anik yang kala itu juga sedang sepi. Awalnya sekadar ngobrol-ngobrol ngalor ngidul. Tapi begitu dapat peluang, dengan bisik-bisik dia menceritakan “kesaksian”-nya saat pinjam motor tempo hari. “Ah, masak sih? Udahlah jangan diinget-inget ya….,” kata Ny. Anis tersipu-sipu.
Ih….., ya nggak bisa, begitu jawab Slamet kala itu. Senyumnya terukir, tapi tangan nyelonong nyiwel (mencubit) lengan tetangga yang cantik menggemaskan tersebut. Ternyata bini Marsid ini tidak marah, kecuali bilang: iiihhh…! Slamet pun jadi makin berani. Langsung saja Anis didekap dan dicium bibirnya clepot. Lagi lagi dia tak marah kecuali hanya berkata lirih: dasarrrrr! Slamet pun pergi, hari itu serangan umum cukup sampai di situ.
Kelanjutannya tiga hari kemudian. Mengingat lampu sudah nyala begitu ijo, pada kunjungan berikutnya Slamet makin berani saja. Bini Marsid itu setelah diajak ngobrol-ngobrol sebentar langsung disergap dan digelandang ke kamar. Kejadian selanjutnya, terserah Andalah. Bila kemarin-kemarin hanya menyaksikan sekelebatan, siang itu boleh dikata Slamet bisa menikmati “apel malang” tersebut sampai glegeken (kenyang).
Akan tetapi, kejadian spektakuler itu tak berlangsung mulus. Agaknya ada tetangga lain yang memergoki Slamet keluar dari rumah Ny. Anis secara misterius. Tapi karena tak memergoki langsung dan istrinya tak mengakui laporan tetangga tersebut, Marsid mengantisipasinya dengan pindah rumah rumah kontrakan dari Bandar. Dia berharap dengan cara demikian tak ada lagi kemungkinan bininya ada main dengan Slamet.
Habiskah nyali Slamet atas politik Marsid? Tidak sama sekali. Ketika kontrakan baru Anis ditemukan, kembali mereka kencan di kamar saat suami tak di rumah. Bahkan beberapa hari lalu dua sejoli itu tampak belanja bersama di Pasar Mojoroto. Marsid yang mendengar laporan itu segera meluncur dan langsung Slamet dihajar pakai helm di tengah pasar, sampai tubuhnya terjengkang ngebruki dagangan orang. Slamet dilarikan ke RS Islam Kediri, dan Marsid diamankan di Polresta.
No comments:
Post a Comment