Selingkuh itu memang membutuhkan kreativitas, ini setidaknya menurut pengakuan Sumantri, 40 tahun, dari Tasikmalaya. Sebab tanpa kreativitas, asmara di bawah tanah itu bisa cepat ketahuan. Tapi gara-gara terlalu kreatip pula, selingkuh Sumantri tak sekadar kebongkar, tapi juga masuk tahanan pula. Soalnya, untuk memodali proyek selingkuhnya, dia tega tipu sana tipu sini, dengan korban para pengangguran!
Ini kisah arjuna bermodal cekak. Bayangkan, istri satu saja kerepotan memberi makan, bisa-bisanya Sumantri memperluas cakrawala dalam bidang keperempuanan. Setiap ketemu cewek klimis barang sedikit, lagaknya jadi demikian gumasep (genit), sok paling tampan. Rambut dirapikan, lalu dia bersiul-siul. “Angkat ngagandeang, bangun tayak karingrang, nganggo sinjang dilamban…..”, begitu siulannya seakan mendendangkan lagu Mojang Priangan.
Tukang ayam dari Cikaleng Tawang, Tasikmalaya ini memang punya penyakit mata keranjang stadium tiga, alias kronis. Kalau bisa, setiap wanita cantik hendak dipacari kemudian digauli. Tapi karena profesinya hanya mencet dubur ayam tiap pagi di pasar, ya terpaksa harus nerima dengan satu istri di rumah. Paling tidak seminggu dua kali, bini “ditelateni” sambil membayangkan wanita-wanita lain yang pernah berkenan di hatinya.
Imajinasi Sumantri dalam urusan wanita memang selalu berkembang. Seperti ketika kenal Suryati, 34, janda muda dari kampung Sukamaju Kidul Indihiang, dengan ringan hati dia mengaku sebagai duda ditinggal mati. Dengan bahasa Sunda yang patah-patah dia mengaku ingin mengawini janda itu. Ketika Suryati menanyakan kenapa bahasanya patah-patah, Sumantri menjawab tersipu-sipu,”Aku aslinya kan orang Purworejo, lagian penerjemahku baru sibuk latihan senam untuk tujuhbelasan….!”
Agaknya Suryati bisa menerima aspirasi arus bawah si tukang ayam. Buktinya ketika lain hari diajak jalan-jalan menikmati pemandangan indah, juga tidak menolak. Bahkan ketika diajak masuk losmen pun, dia sumuhun wae (manut saja). Maka yang terjadi kemudian bisa ditebak. Bila di daerah wisata, Sumantri melihat pemandangan indah, di kamar dia kenyang menikmati “pemandangan” yang jarang ada dan bebas karcis masuk.
Tukang ayam pun kemudian pesta dengan proyek selingkuhnya. Apa lagi Suryati memang sudah lumayan lama tak menikmati kehangatan lelaki. Maka segala gaya serangan Sumantri diladeni. Ibarat permainan bulutangkis, mau smash kek, mau backhand kek, Suryati tak pernah mengembalikan bola. “Pokoknya sistim minakjingga-lah, miring penak, njengking ya mangga…..,” kata Suryati.
Indahnya selingkuh memang harus ditopang oleh pendanaan yang cukup. Ini sangat terasa bagi Sumantri yang tukang ayam. Keuntungan dagang ayam yang mustinya dibawa ke rumah, sebagian besar diswit untuk memanjakan keinginan Suryati. Bila istri di rumah bertanya ke mana hasil penjualan ayam hari ini, gampang saja dia bilang: ayamnya banyak yang mati kena flu burung. Padahal aslinya, justru burung Sumantri sendiri yang patuk sana patuk sini.
Karena nipu terus bini tidak mungkin, Sumantri harus mencari jurus lain. Mengingat banyak pemuda nganggur di desa pacar gelapnya, enak saja dia mengaku bisa membantu mencarikan lowongan kerja di pabrik-pabrik Tasikmalaya. Otomatis tawaran pacar Suryati itu dapat sambutan positip. Meski harus membayar Rp 200.000,- hingga Rp 300.000,- untuk uang seragam di pabrik, banyak yang tertarik. Tak peduli orangtua mereka harus petik kelapa atau jual ayam dan ternak lainnya.
Ada sekitar 50 orang yang termakan tipu-tipu Sumantri. Mereka baru ngeh, setelah dua bulan pasok uang, tak juga ada panggilan kerja. Bahkan pacar Suryati itu menghilang entah ke mana. Suryati yang merasa malu atas ulah kekasihnya, ikutan mencarinya. Memang berhasil ditemukan. Tapi ternyata uang seragam dari para tetangga itu sudah ludes untuk biaya pacaran selama ini.
Hal yang paling menyesakkan dada Suryati, ternyata Sumantri di rumahnya masih punya anak istri. Didukung para pemuda tetangganya yang dirugikan, janda malang kenyang goyang itu melaporkan Sumantri ke Polsek Indihiang. Ketika ditangkap dan diperiksa, dia beralasan bahwa aksi tipu-tipu itu rencananya untuk biaya pernikahannya melawan Suryati kelak. Tapi gara-gara kreativitasnya yang over dosis, Suryati tak sudi lagi jadi pacarnya. Bahkan untuk sementara waktu si tukang ayam itu harus istirahat di hotel prodeo.
No comments:
Post a Comment