Tuesday, July 29, 2008

Tetangga Idola Jaksa


Kebanyakan oknum jaksa selalu mengidolakan uang atau harta. Tapi yang di Lamongan (Jatim) ini lain, Martono, 40, jadi urusan polisi gara-gara mengidolakan bini tetangga. Paling apes, di saat kelon di kamar mesum bersama Ny. Ika, 37, kena razia Setpol PP Pemda Lamongan. Bingung-bingung, wong lagi nanggung!

Umum dan sangat wajar bila makhluk lelaki mudah jatuh cinta pada wanita berwajah cantik. Yang tidak umum dan cenderung kurang ajar adalah, bila mana dari jatuh cinta itu kemudian meningkat jadi jatuh bangun mengejarnya, padahal si wanita idola sudah punya suami. Lha oknum Kejaksaan bernama Martono itu seperti itu. Biar sudah tahu Ny. Ikawati adalah istri tetangganya sendiri, disosor terus lantaran dia tak mampu mengendalikan nafsu badani. “Pitung sasi suwene anggonku ngenteni (tujuh bulan aku menunggumu),” begitu kata Martono sebagaimana lagunya Anik Sunyahni.

Rupanya memang sudah lama Martono mengidolakan Ika yang cantik, putih bersih dan berbetis mbunting padi itu. Sejak 7 bulan lalu dia melakukan pengejaran secara intensif dan terprogram. Bila libur hari Sabtu, acara khusus Martono adalah menunggu Ny. Ika belanja ke warung sebelah. Saat wanita itu melintas, matanya melotot macam kucing lihat dendeng. Bila situasinya mantap terkendali, oknum Kejaksaan itu pun mulai menggoda, melempar kata-kata nakal. Kadang pula, tanpa segan-segan lagi dia main towel pantat sampai mencubit lengan si istri tetangga itu.

Istri Darmadi, 45, pada awalnya tak pernah menanggapi rayuan gombal lelaki subita (suka bini tetagga) tersebut. Bagusnya dia, mesti digoda dan kadang menyangkut hal-hal yang musykil dan nyempil, dia tak pernah mau mengadu pada suaminya. Pertimbangannya, dia tak mau terjadi keributan antar tetangga. Prinsip Ny. Ikawati, yang perang gara-gara perempuan cukup Majapahit - Pajajaran sajalah, jangan pula generasi berikut ikut-ikutan menirunya.

Namun ternyata, diamnya Ikawati menjadikan Martono tambah mbagusi (kurang ajar). Seperti yang pernah terjadi beberapa hari lalu, saat Ikawati belanja ke grosir tekstil sampai kemalaman, justru itu menjadi peluang emas Martono untuk melampiaskan ambisi. Ketika melihat tetangga idola itu keberatan membawa baju-baju seragam ibu-ibu, langsung saja disambutnya dengan pura-pura mau membantu. Tapi usai meletakkan barang di teras rumah Ikawati, begitu situasi nampak aman, langsung saja Martono main sergap. Bibir bini Darmadi yang menggemaskan itu dibombardir habis, sampai nyaris tak bisa bernapas.

Dari situlah kemudian peta asmara Martono berjalan lancar. Ny. Ikawati tidak lagi giras (sukar ditangkap) ketika dicolek-colek. Bahkan diajak jalan bareng tanpa sepengetahuan suami, dia mau saja. Seperti yang terjadi kemarin dulu, siang-siang dia pamitan mau ke pasar. Padahal aslinya, diajak Martono ke sebuah hotel untuk berbagi cinta bagaikan Rama dan Sinta. Dan itulah memang yang terjadi. Di sebuah losmen daerah Sidomukti, tetangga idola yang selama ini hanya berada dalam bayang-bayang, kini berhasil digoyang. Ikawati yang awalnya ogah-ogahan, sekarang dengan sigap mampu mengembalikan lop-lop tajam Martono hingga “bola” tak pernah nyangkut di net.

Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Di kala Martono – Ikawati bergelut berbagi cinta, tahu-tahu ada razia Sapol PP Pemda Lamongan. Keduanyapun ditangkap. Darmadi suami Ikawati yang juga dilapori beberapa menit kemudian, tentu saja tak menerimakan bininya disetubuhi lelaki lain. Persoalan ini segera diteruskan ke polisi, sehingga oknum Kejaksaan yang warga Desa Sumberejo Kecamatan Deket itu kini terpaksa berurusan dengan hukum. “Habisnya dia selalu menggoda saya, Pak.” ujar Ikawati saat diperiksa polisi.

No comments: