Wednesday, July 2, 2008

Cintamu Tak Hanya Wacana



Mencintai bini orang sesungguhnya tak dilarang undang-undang, sepanjang hanya sebatas wacana. Tapi kalau sudah mulai ada aksi, ya tunggulah segala konsekuensi. Bardi, 35, dari Lampung ini contohnya. Baru lirak-lirik dan mondar-mandir menikmati bodi mulus Ny. Pratiwi, 28, tetangganya, tahu-tahu dibabat golek suaminya saat nonton teve. Mati sih belum, tapi nyawa tinggal loncat dari tenggorokan!.

Asmara di luar jalur memang bukan monopoli pejabat dan anggota DPR, tukang becak macam Bardi ini bolah boleh saja ikut ambil bagian. Cuma dia ini tak mengukur diri atau bayang-bayang sepanjang badan. Pekerjaannya hanya nggenjot kendaraan roda tiga, kok kepengin “nggenjot” pula Ny. Pratiwi tetangganya yang berpenampilan bak artis sinetron.

Memang, bini warga Jalan Hayam Wuruk, Desa Tanjung Agung Kecamatan Tanjungkarang ini begitu semlohai. Bodinya seksi menggiurkan, kulitnya putih bersih, wajahnya mirip pesinetron Cristie Jusung yang pernah jadi Dik Sabrina dalam Lorong Waktu-nya Dedy Mizwar. Kalau ada cacat pada diri Pratiwi, cuma satu: kenapa sudah jadi bini Maman, 38, yang bertampang pentol korek itu. “Kalau soal tampang, ya masih mending saya,” kata Bardi sok berbangga diri.

Akan tetapi jangan salah, Tuhan telah menentukan pasangan dan jodohnya masing-masing. Yang cakep dan dapat cakep, banyak. Tapi yang jelek dapat jelek, juga tak kurang. Apa lagi yang cakep dapat jelek semacam Pratiwi-Maman ini, sangat ombyokan. Siapa tahu pula, Maman menikahi Pratiwi karena ada target khusus, misalnya dalam rangka memperbaiki keturunan.

Cakepnya Bardi sih memang cakep, boleh diacungi jempo! Tapi yang tidak ketulungan, kenapa cuma jadi tukang becak? Padahal punya bini macam Pratiwi, mahal ongkosnya. Duit narik seharian, belum tentu cukup untuk beli parfum dan bedaknya si tetangga idola tersebut. “Jadi bini tukang becak cuma banyak genjotannya, buat apa....,” kata hati nurani Bardi mengukur diri.

Itulah hal-hal yang juga membuat Bardi tak pede untuk mendekati Pratiwi yang “enak dikeloni dan perlu” tersebut. Tapi celakanya, penyakit “subita” alias suka bini tetangga ini terus bersimaharajalela dalam sanubari. Sehari tak ketemu Pratiwi, Bardi sudah kelimpungan. Seminggu tak menatap si tetangga idola, hatinya bertanya-tanya: masih cakepkah dia?

Namanya orang jatuh cinta, pastilah ingin memberikan sesuatu pada dewi idamannya. Sekali waktu tukang becak dilanda asmara ini diam-diam membelikan baju pada Pratiwi, dan dipesankan Bardi bahwa pada acara PKK di kelurahan nanti agar dikenakan. “Iya, iya,... nanti saya pakek!” kata Ny. Pratiwi kemudian, karena Bardi selalu bertanya melulu tentang baju itu.

Tapi namanya istri, Pratiwi tak pernah menyembunyikan sesuatu pada suami. Jangankan menyembunyikan, barang yang “tersembunyi” saja selalu dicari melulu. Maka ketika kemudian Maman bertanya dari siapa baju tersebut, dengan entengnya Pratiwi bilang dari Bardi si tukang becak tetangga kita.

Aha..., Maman pun mulai meningkatkan kewaspadaan nasionalnya. Mustahil tukang becak itu bersusah-susah membelikan baju, andaikan tanpa ada kutang di balik batu, ada udang di balik baju. Maka sejak itu dia selalu pasang telinga dan buka mata atas sikap Bardi. Dan sekali waktu, dari jauh Maman melihat tukang becak itu berusaha menggoda-goda bininya.

Kurang ajar, maki Maman kemudian. Tapi dia masih bersabar. Dan beberapa hari lalu, kembali kegenitan Bardi menjadi-jadi. Saat Ny. Pratiwi menjemur baju di halaman dengan hanya pinjungan (kain disangkutkan), tukang becak itu mondar-mandir, bolak balik lewat sampai mirip setrikaan. Andaikan jalan depan rumah Maman belum beraspal, pastilah becek dibuatnya.

Untuk kali ini Maman tak memberi ampun lagi. Dia segera ambil golok, lalu Bardi yang baru nonton teve di ruang tamu rumahnya tahu-tahu dibabat golok, cros, cros! Lelaki pemuja bini tetangga itu terkapar mandi darah dan dilarikan ke RS Graha Husada, Lampung. Sedangkan Maman diproses di Polres Bandar Lampung. “Habisnya, lihat bini orang mata Bardi macam kucing ketemu bandeng presto,” kata Maman pada petugas.

No comments: