Thursday, July 10, 2008

Menguji Kesucian Cinta

Antara Santi, 42 tahun, dengan Dewi Sinta, memang tak ada hubungannya.Tapi dalam soal ujian cinta kasih pada suami, mereka memiliki kisah hampir sama. Bila Dewi Sinta dibakar Prabu Ramawijaya karena dianggap ternoda oleh Dasamuka, Santi juga dibakar oleh suaminya karena dianggap telah ternoda oleh Kasmono, 45 tahun, tetangganya. Cuma bedanya, Dewi Sinta dibakar seluruh badan, Santi hanya dibakar di bagian …..(maaf-Red) rambut kemaluannya saja!

Tambah umur mestinya seorang lelaki semakin semeleh (berpasrah diri) menjalani hidup. Koreksi diri akan perilakunya selama ini harus semakin dipertajam, sebagai bekal ketika ajal menjemput. Sebab di sisi Allah SWT, manusia yang dilihat hanyalah amalnya selama di dunia, bukan kekayaannya yang menumpuk setinggi gunung Mahameru. Biar hartanya banyak macam Wijonarko Puspaya, bila diperoleh dengan cara tidak halal juga tak luput ancaman: adzabun syadid (siksaku amat pedih).

Ini agaknya yang tak pernah disadari oleh Panuju, 63 tahun, dari Gumukmas, Jember (Jatim). Mentang-mentang masih punya bini cakep dalam usia kepala enam, dia cemburuan banget pada Santi, istrinya yang kelewat muda. Panuju selalu khawatir bila istrinya tergoda pada lelaki lain yang lebih muda. Maklum, dulu ketika mendapatkan wanita itu harus melalui perjuangan mati-matian, membentuk koalisi antar keluarga, agar Santi yang ayu itu bertekuk lutut dan berbuka paha untuknya.

Ketika itu Santi janda dalam usia 36 tahun, sedangkan Panuju pegawai negeri yang baru saja pensiun dengan gaji Rp 800.000,- sebulan. Dengan demikian, secara pisik tak ada yang menjanjikan dari sang purnawira. Tapi begitu nepsongnya pada si janda gemulai, Panuju dengan segala keterbatasannya mencoba menjadi kontestan. Jadi persis Amien Rais ketika mencoba menuju kursi RI-1. Karena perolehan suaranya kecil, harus rajin membangun koalisi dengan partai lain.

Amien Rais memang tak semujur Panuju. Lelaki pensiunan bergaji Rp 800.000,- itu berhasil memenangkan persaingan. Meski jauh lebih tua, dia mampu meyakinkan Santi bahwa semakin tua semakin berminyak. Kepada si janda dia menjamin bahwa nilai seorang lelaki bukan dilihat dari penghasilannya yang hanya Rp 800.000,- tersebut. “Tuhan maha kaya, dia akan menebar rejeki pada umatnya yang pandai bersyukur,” kata Panuju bak khotbah Jumat.

Hebohlah kampung Gumukmas ketika Panuju berhasil memboyong Santi. Dukunnya pasti kelas si Joko Bodo atau Bagus Panuntun, sehingga Santi yang begitu ayu, mau digituin si kakek-kakek miskin. Memang, nama janda Santi sangat membumi di wilayah itu. Orangnya berkulit putih bersih, bodi seksi. Kalau mengenakan jilbab biru dan juga berpayung biru, wah begitu anggunnya dia. Sampai-sampai yang nulis kolom ini saja ikut tak bisa tidur karenanya.

Sayang seribu kali sayang, setelah menjadi suami Santi ternyata Panuju ini hanya lelaki NATO (No Action Talk Only) alias omong doang. Dalam percaturan ranjang, menghadapi bini yang cantik dan bodas ngeplak kata orang Sunda, dia tak berkutik. Tak kena penyakit diabebetes mellitus, tapi lemesssss saja. Tentu saja Santi kecewa berat. Tapi ketika dipaksakan juga, hasilnya hanyalah: DRS Med, alias dereng rampung sampun medal (ejakulasi dini).

Antara sebulan sampai setahun, Santi masih bisa menerima nasibnya yang malang. Tapi lebih dari satu pelita dianggurkan saja, bagaimana tahan? Sebagai wanita normal yang masih muda dan enerjik, istri Panuju ini memang masih mendambakan kehangatan malam. Tapi untuk selingkuh memuaskan dahaga asmara, juga tiada sudi. Bagi Santi, itu membuat percuma saja menghadiri pengajian tiap Jumat. “La takrabu zina (jangan kau dekati zina),” kata Allah dalam surat Al Isra ayat 32.

Ya, Santi mencoba bertahan dalam kesepiannya. Sampai kemudian datang lelaki tetangganya, si Kasmono. Dari gelagatnya, lelaki beranak bini ini mampu membaca aspirasi arus bawah si Santi. Dia ingin mengisi hari-hari sepi istri Panuju, tapi Santi selalu berkelit. Untuk sekedar curhat dan jalan, ayolah. Tapi untuk menghianati cinta Panuju yang impotent, Santi masih berpikir sejuta kali. Sanksi Allah adzabun syadid selalu membayangi dinding-dinding nuraninya.

Namun Kasmono ngeyel selalu, menempel ketat bini Panuju yang dibelit sepi. Seperti yang terjadi belum lama ini, Santi pulang belanja dari pasar, diikuti terus, bahkan ngesuk-esuk sepanjang dalam angkot. Nah, ketika pulang bareng menuju rumah, ketemu Panuju yang baru duduk-duduk di pos Hansip. Langsung saja cemburu suami meledak. Begitu masuk rumah, perang Baratayuda Jayabinangun terjadilah.

Kakek lemessss ini menuduh Santi telah berselingkuh dengan Kasmono. Dia yakin bahwa jalan bareng tadi pastilah bagian dari kencannya di hotel. Untuk menguji kesucian sang istri, langsung saja dibetot rok dalam yang dikenakan Santi. Tanpa mengenal belas kasihan, kemaluan istri tercinta dibrongos (disulut) pakai segepok daun kelapa kering yang dibakar. Ditingkah bau khas rambut yang terbakar, istri malang itu menjerit-jerit kepanasan. Sementara Santi dilarikan ke puskesmas, Panuju sadis itu jadi urusan polisi Polres Jember.

1 comment:

Tenks You Frens said...

Jual Obat Aborsi, Nice bag you can earn money from that
Thanks for your posting
Visit me @, Obat Aborsi,,
Obat Penggugur kandungan,