Wednesday, July 2, 2008

Mau Coba Si Menantu



Rasa memiliki atau sense of belonging Kadam, 54 tahun, terhadap anak menantunya memang kelewatan. Mentang-mentang dia duda sedangkan Lina, 23 tahun, begitu cantik, dari rasa memiliki kemudian ingin mencobai. Ya tentu saja Bowok, 30 tahun, suami juga anak Kadam sendiri, tidak merelakannya. Maka ketika ayah mata gelap itu sedang menggerayangi tubuh si mantu, langsung ditusak gunting, jusss!

Ini skandal mirip kisah wayang kulit, ketika pendulum Begawan Wisrawa langsung kontak demi melihat kecantikan dewi Sukesi calon istri putranya, Prabu Danaraja. Kalau ada perbedaan, Dewi Sukesi membiarkan tubuhnya dinikmati Begawan Wisrawa dengan sukarela; sedangkan Lina bini Bowok baru diraba-raba Kadam dalam rangka pemanasan, sudah girap-girap (ketakutan). “Piye iki, piye iki, emoh aku emoh (bagaimana ini, bagaimana, aku nggak mau),” teriak Lina sambil minta tolong suaminya.

Noda rumahtangga ini nyaris mencoreng keluarga Kadam, ketika lelaki dari Desa Bagor Nganjuk mendapatkan status baru, duda lantaran istri meninggal. Kalau dudanya Tommy, banyak yang mengincar karena duitnya segudang. Lha kalau duda tua entut-entutan melulu macam Kadam ini, siapa yang sudi? Kawin sama dia, kan sama saja memperlebar jaring kemiskinan. Kata kalangan janda: baik tongkrongan maupun “tangkringan” Kadam kayaknya nggak oke punya!

Duda memang status yang tak pernah dikehendaki kaum lelaki, meski manusia tak bisa berkelit dari takdir Illahi. Maka dalam kondisi “kedinginan” setiap malam, Kadam masih juga mencoba berburu ibu pengganti dengan segala keterbatasannya. Tapi yaitu tadi, sebagai duren (duda renta), dia tak laku ketika dilempar ke pasar bebas. “Enggak deh. Aku sudah mengorbankan status janda pensiunan, kalau dianya “gak bisa apa-apa” kan percuma saja,” kata sejumlah janda yang didekati.

Usaha Kadam belum juga berhasil, lha kok Bowok anak lelakinya minta dikawinkan dengan gadis pilihannya. Wah, wah, nasib lelaki ini jadi mirip Begawan Durna dalam kisah perwayangan. Bapaknya sibuk merayu Dewi Rukmini, Aswatama juga merengek-rengek minta dikawinkan. Karena Kadam juga lelaki sayang anak, untuk sementara mengalah. Pos keuangan untuk rabi maneh (kawin lagi), diswit untuk membiayai perkawinan anak lelakinya.

Celaka tiga belas, Lina si calon mantunya itu cakepnya selangit, mirip Kristie Jusung yang putih dan seksi itu. Dan ketika Bowok-Lina telah menjadi suami istri dan terus tinggal di rumahnya, Kadam ibarat kata panen mata pailan gulu (kenyang melihat saja). Tiap malam mendengar suara ranjang Bowok berderak-derak, sedangkan paginya lalu melihat Lina keramas hanya dengan pakai kemben. Sebagai duda tiga tahun nganggur, pusing deh pusing! “Dewa-dewa, banjuten raganingsun (cabutlah nyawaku),” ratap Kadam atas ketidak-adilan duniawi ini.

Ini tak bisa dibiarkan, kata batin Kadam. Harus ada pemerataan, begitu kata setan. Bapak selalu membagi rejeki pada anak-anaknya. Apa salahnya anak kini juga membagi rejeki pada bapaknya. Ya, setan si ahli neraka itu memang selalu membakar nafsu Kadam, agar bisa ikut interfensi di ranjang di ranjang sang menantu. Jadi jangan pejabat saja yang suka intervensi, begitu kata setan.

Untuk mendukung teori dan pemahamannya yang kenthir (gila), Kadam lalu mengambil analogi seorang ibu menyusui anaknya. Kata lelaki dari Nganjuk ini, dulu Bowok netek pada istriku, aku tak pernah berkeberatan. Jadi kalau sekarang sebagai ayah diberi kesempatan netek istri Bowok, tidak masalah. “Wajar dong! Iya nggak, iya nggak….?” kata Kadam bertimbang rasa pada hati nurani.

Menjawab juga tidak si hati nurani, kecuali menyilangkan jari ke jidat. Itu artinya, hati nurani tak setuju pemikiran gila tersebut. Tapi lazimnya setan lebih dominan dari hati nurani, maka seperti yang terjadi beberapa hari lalu, pagi-pagi Lina habis keramas langsung disergap Kadam dan dipotha-potha (dipegang kasar) dalam rangka memperkosa langsung pada sumbernya. Tentu saja Lina terkaget-kaget. Dia teriak histeris, minta tolong suaminya.

Untung Bowok segera datang tepat pada waktunya. Sebelum ayah kandungnya itu berhasil melampiaskan hajatnya, dia berhasil menarik lelaki itu dari tubuh istrinya. Selanjutnya adegan tragis pun terjadi, Sebuah gunting yang ditemukan di kamar tersebut langsung ditusukkan ke perut bapaknya, jusss. Kadam terkapar mandi darah. Sementara mertua rakus itu dilarikan ke RSU Nganjuk, Bowok digelandang ke Polres Nganjuk. “Banyak duda Pak, tapi tak seganas bapakku,” kata suami Lina pada petugas.

1 comment:

Mimi Anasthetic said...

Best sangat cerita ni.. Buatkan saya nak baca tiap hari..
Tumpang Iklan
Ada tak abang-abang sado kat sini yang nak tambah kesadoan?
"Adik lelaki" makin garang! Grrr...aum..
>>>Besarkan Zakar dan Panjangkan Zakar Semula Jadi! <<<