Wednesday, July 2, 2008

“Blunder”-nya Seorang Janda -



Bayangkan, hidup menjanda kok sampai bertahun-tahun, apa nggak “kedinginan”? Karenanya jika Martiyah, 36, menanggapi aspirasi urusan bawah si Danu, 40, ya sudah jamaklah iyauww. Cuma caranya salah. Masih banyak lelaki bebas merdeka, kenapa menerima cinta Danu yang sudah punya buntut di samping “buntut” pribadi tentunya. Akibatnya ya terjadi “blunder” di sana sini; sudah dituduh merebut suami orang, masih dibawa-bawa ke kantor polisi segala.

Etika bermasyarakat memang harus menjaga perasaan antar tetangga, tenggang rasa atau mad sinamadan orang Jawa bilang. Jangan mementingkan diri sendiri. Sebagai makhluk homo sapiens, jangan berperilaku seperti seperti sapi, waton nyregudug (asal tubruk). Sebab salah-salah, langkah kita yang menurut perasan benar, tapi di mata warga sangat menyalahi tatakrama ketimuran. Makanya kalau mau aman, ya ikutilah pola Orde Baru dulu, minta petunjuk Bapak RT, atau Bapak RT memberi petunjuk!

Rupanya Ny. Martiyah yang tinggal di Desa Mayangan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Probolinggo (Jatim) ini tidaklah demikian. Perilakunya sungguh nggugu kersa priyangga (seenak wudelnya). Mentang-mentang tak ada suami, jam 22.00 masih juga menerima tamu di rumah. Kalau kaum hawa sebagaimana dirinya sih tak masyalllah, tapi kan yang betah ngendon di rumahnya itu seorang lelaki, sudah punya anak istri pula.

Danu-lah pria yang bikin masalah tersebut. Warga tetangga desa itu rupanya punya ajian Tembok Sekilan alias tak punya malu. Bila sudah ngobrol dengan janda Martiyah betahnya minta ampun, sampai panas di pantat kalau pinjam istilah promosi pulsa HP. Bayangkan, bertamu dari pukul 20.00, lha kok jam 22.00 belum juga pergi. Ketika Ny. Martiyah bilang kok kesesa ta mas (kok tergesa-gesa) yang sebetulnya hanya basa-basi, dianggapnya Danu janda itu memang keberatan dia buru-buru pulang.

Ujung-ujungnya ya ngelantur, jago kluruk pukul 03.00 dinihari barulah Danu pulang. Ironisnya lagi, saat meninggalkan rumah Martiyah tubuh lelaki itu menjadi kumel nan lecek, ditambah lagi mengendap-endap seperti maling. Ada apa sebetulnya antara Martiyah dengan Danu ini? Ada-ada saja, atau malah “ada deh”?. “Berani tarohan, pasti keduanya kelon dulu,” begitu kata warga kemudian.

Kalangan penduduk memang sudah cukup lama mencurigai bahwa keduanya pastilah “ada main”. Mustahilah bila hanya bertamu hingga berlarut-larut tempo dan waktunya, lalu yang dibahas itu apa saja? Bibir nggambleh (ngomong terus) sekian lama apa tidak bengoren (bengkak)? Dipastikan ada sesuatu yang musykil dalam persoalan yang nyempil-nyempil!

Atas nama kehormatan warga, Pak RT pernah menegur janda Martiyah. Tapi ternyata dia bisa saja beralasan. Katanya, Danu bukan apa-apanya. Dia datang hanya sekadar teman main, ngobrol-ngobrol sambil ketawa ketiwi. “Kalau ternyata teman main itu sampeyan ajak main ranjang, tahu rasa ya….,” ancam Pak RT kesal, tapi masih mencoba bersabar.

Cecaran dan interogasi Pak RT itu tak membuat Martiyah jera. Dia masih juga memasukkan Danu bukan pada waktunya. Karena terus terang saja, dia sangat kesepian tanpa lelaki itu di atasnya. Lho kok? Iyalah…., Pak RT ini kan hanya dikadalin dan dikelecehin saja selama ini. Bila Martiyah bilang hanya teman main, sebetulnya ada sesuatu yang selalu dibuat mainan janda gatel ini.

Itulah sebabnya, Pak RT juga terus masang spion dan mata-mata buat pengawasan melekat atas si janda gatel itu. Sampailah kemudian warga melaporkan bahwa kembali si Danu “nginep” di rumah Martiyah hingga lebih pukul 24.00. “Rapatkan barisan, kepung rumah Martiyah dan tangkap Danu hidup atau mati,” kata Pak RT macam mau menangkap Abu Dujana saja.

Tepat pukul 01.00 rumah Martiyah digerebek. Tapi janda itu berkelit bahwa Danu ada di rumahnya. Baru setelah digeledah semuanya terungkap, lelaki pecundang tersebut ditemukan hanya pakai kancut di bawah ranjang. Dia digelandang ke rumah Pak RT bersama Martiyah dan selanjutnya diteruskan ke Polsek Sukoharjo. Martiyah dituduh mengganggu suami orang, dan Danu kena pasal menyetubuhi wanita yang bukan istrinya.

Alasannya apa lagi, jika sudah ketangkap basah pakai kancut doang?

No comments: