Tuesday, July 29, 2008

"Dielus" Sang Kakak Ipar


Biadab benar kelakuan Tarmidi, 40. Punya adik ipar mulus langsung gatelan pengin “ngelus”. Akhirnya, nggak di dapur, nggak di kebun, Wiwik, 18, ditelateni hingga lima kali. Tapi resikonya tahu sendiri, begitu si adik ipar perutnya menggelembung , Tarmidi pun diseret ke Polsek Abung Tinggi, Lampung.

Enak sebetulnya Tarmidi punya istri macam Yayuk, 34. Selain cantik, dia bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan suami. Karena Tarmidi petani tak berdasi, tanpa canggung dia rajin ke kebun, bekerja sambil diterpa panas teriknya matahari. Karenanya, kulitnya yang putih itu menjadi hitam. Di belahan dada, di bagian lengan, bahkan pada wajahnya pula, rona kulitnya menjadi demikian gelap. Praktis kecantikannya pun terkena diskon 30 persen, seperti toko supermarket menjelang Lebaran.

Ternyata, penampilan yang demikian menjadikan Tarmidi tak lagi bergairah pada istri sendiri. Yayuk yang dulu selalu dipuja dan dimanja, kini bak “ikan asin” saja laiknya. Hanya disentuh bila perut benar-benar lapar. Sebetulnya Tarmidi sudah minta istrinya mematut diri seperti ketika gadis dulu. Tapi Yayuk tak pernah menggubris, dengan alasan anak sudah tiga, sudah tidak sempat lagi. Apa lagi pekerjaan huma selalu menunggu. “Sudah laku ini, buat apa berpromosi diri…,” begitu dia beralasan.

Untuk Tarmidi yang masih mendambakan keindahan dan kegairahan dari seorang istri, menjadikan dia berpaling ke lain sasaran. Di kala Tarmidi sedang mencari tokoh alternatif, kok setan merekomendasikan pada si Wiwik adik ipar yang selama ini ikut padanya. Kata setan nih, adik Yayuk ini merupakan sosok yang sangat ideal buat rekanan selingkuh. Selain cantik, muda, bodinya juga full pressed body. Lebih dari itu, Wiwik ini merupakan tokoh yang bisa diterima pasar, maksudnya boleh belanja ke pasar mana saja.

Lelaki model Tarmidi, langsung saja ho oh dapat tawaran begitu. Sejak saat itu, asal melihat bodi adik iparnya yang sekel nan cemekel, nafsunya mendadak bangkit. Dia ingin sekali bisa menyetubuhinya. Maka pada November 2007 lalu, itulah kali pertama Tarmidi memakasakan kehendaknya. Wiwik yang sedang makan sementara istri tengah di kebun, langsung digelandang ke dapur. Dengan sejuta ancaman, berhasilah dia “mengelus” dan melampiaskan nafsunya: gusrak, gusrak, …..lega!

Kok enak juga ya menggauli adik ipar, begitu kata batin Tarmidi. Maka lain hari ketika istri masih juga di kebun sementara anak-anak main di rumah tetangga, Wiwik yang sedang ngepel langsung digelandang ke kamar dengan alasan ada “urusan” yang lebih penting. Sejak itu, menggauli adik ipar merupakan kerja rutinitas Tarmidi di kala situasi aman terkendali. Bisa di dapur, bisa di belakang rumah dekat kebun beralaskan tikar, disaksikan itik dan ayam. “Kok kok petokkk, kok kok petok, kok patuk-patukan….” Begitu kata ayam andaikan bisa bicara.

Akibat kebiadaban Tarmidi secara rutin dan berkesinambungan, Wiwik pun lalu tak menerima kunjungan “bulanan”-nya alias hamil. Ketika perut mulai menggelembung sementara mulutnya juga suka yang pedes dan asem-asem, Wiwik pun ditanyai Yayuk sang kakak. Dia berterus terang mengaku sedang hamil, sedangkan pelaku rekayasa genetika-nya adalah Tarmidi kakak iparnya sendiri. Gegerlah warga Sidokaya. Kecamatan Abung Tinggi Lampung Utara. Selanjutnya lelaki celamitan itu dilaporkan ke polisi dan langsung digelandang.

Ngakunya Tarmidi pada polisi, semua itu terjadi secara mendadak saja. Setiap melihat Wiwik spanengnya langsung naik bab tegangan PLN dekat gardu. Karenanya, setiap situasinya aman, adik ipar tersebut segera “disetrom”nya. Tarmidi juga tak menyangka bahwa akan berakibat begini. Tapi lantaran sudah kadung hamil, dia juga siap bertanggungjawab, menikahi Wiwik sebagai isrtri kedua. Wih, lagaknya. Bini satu saja karier mendelep, apa lagi berbini dua!

1 comment:

Anonymous said...

tes