Wednesday, July 2, 2008

CLBK Berujung Mesum



Melupakan cinta lama dan pertama memang susah, apa lagi kalau belum pernah “entuk-entukan” (dapat sesuatu). Ini pula yang dialami Mahmudi, 56 tahun, oknum guru dari Cirebon (Jabar). Ketika ketemu bekas pacarnya 32 tahun lalu, pendulumnya langsung kontak lagi. Gara-gara CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali) itulah dia nekad mengencani Wiwik, 43 tahun, yang kini sudah jadi bini orang. Tapi sial, katika baru “nangkring” yang kesekian kalinya, tahu-tahu dipergoki suami!

Asmara bagi kaum lelaki sesungguhnya tak jauh beda dengan orang kehausan. Ketika kerongkongan kering, dia sangat mendambakan air meski hanya setetes sekalipun. Tapi begitu dia tak lagi haus, disodori selebritis bugil di depannya pun, pendulum kontak juga tidak. Maka bagi kaum lelaki, betapapun dia ngakunya begitu cinta pada seseorang, ketika sudah dapat pengganti pastilah akan lupa pada yang terdahulu.

Mahmudi yang tinggal di Larangan kota Cirebon ini agak sedikit aksioma (perkecualian). Meski kini sudah punya istri dan beberapa anak, dia masih teringat terus pada Wiwik kekasih pertamanya dulu. Bahkan ketika menjalankan “tugas mulia” bersama ibunya anak-anakpun, dia suka membayangkan tengah dilayani si Wiwik yang kini entah ke mana. Dengan cara itu pula semangatnya bisa dipacu dan kadang kala malah …..nambah!

Angan-angan Mahmudi memang selalu terbawa pada Wiwik yang cantik, yang berbodi seksi, putih bersih dan betis mbunting padi tersebut. Dia suka membayangkan, masih cantikkah Wiwik? Masihkah dia mengenakan baju hijau terusan berwarna hijau lumut itu? Dulu, ketika Wiwik mengenakan baju tersebut, lalu dari belakang nampak membayang garis celana dalamnya, wih…Mahmudi suka jadi pusing dibuatnya.

Sebagai lelaki normal, Mahmudi memang ingin segera memiliki Wiwik. Tapi kala itu kondisi ekonominya sungguh amburadul. Belum punya pekerjaan jelas, sedangkan orangtua Wiwik selalu mendambakan menantu yang mapan. Sukur-sukur kaya raya, sehingga hartanya bisa ikut meluber pula pada keluarga-keluarganya sebagaimana Widjanarko Puspaya yang mantan bos Bulog tersebut.

Akibatnya kondisinya tersebut, Mahmudi jadi minder di depan calon mertoku. Wiwik baginya tak ubahnya bulan di langit lepas, bisa dinikmati tapi tak mungkin digapai. Maka ketika gadis idaman itu dinikahkan dengan Karman yang menjadi guru SD, Mahmudi tak bisa berbuat apa-apa. Bahkan untuk menghadiri undangan resepsinya saja, tak ada keberanian. “Lihat kau bersanding, tak tahan hatiku, menangis, menangiiiis. Doa kukirimkan dalam kerinduan, semoga kau bahagia di sisinya….,” hanya itu yang bisa didendangkan Mahmudi dalam lagunya Benyamin S.

Ya, memang hancur lebur hati Mahmudi. Tapi untuk minum racun atau gantung diri, baraninya hanya di pohon kencur. Maka ketika pekerjaan sudah mulai didapat, dia cari bini asal-asalan, sekedar penghibur hatinya yang luka. Dan nyatanya meski bininya lebih tua dari pacarnya dulu, dan wajahnya yang tak demikian menghebohkan sebagaimana Wiwik, anaknya banyak juga. Habis adanya memang hanya itu, he he he!

Ngimpi rasanya Mahmudi ketika beberapa waktu lalu ketemu Wiwik lagi, yang kini sudah berusia 43 tahun. Ah, tapi wajahya masih cantik juga, walau telah punya beberapa anak. Betis juga masih mbunting padi, meski kini ada bercak atau tahi lalatnya berukuran besar. Kalau ada perubahan, paling-paling gelang keroncong di tangan yang begitu banyak, sebagai lambang kemakmuran. “Silakan mampir ke rumah…,” kata Wiwik sambil tersenyum.

Gundah gulana hati Mahmudi, masa-masa indah dulu bersliweran lagi di benaknya. Mendadak dia kena CLBK. Beberapa hari kemudian dia nekad mengunjungi rumah Wiwik di Kalijaga, Cirebon juga. Kebetulan rumah sepi, karena Karman suaminya masih di tempatnya mengajar. Mendadak Mahmudi ingin menuntaskan rindunya masa lalu, dan ternyata Wiwik tak keberatan. Maka jadilah Pak Guru siang itu jadi “generasi penerus”. Tapi ternyata, meskipun barang restan masih haraman wa asyikan!

Keenakan menyelingkuhi bini orang, beberapa hari lalu Mahmudi mendatangi Wiwik kembali, dan seperti kemarin dulu, keduanya kembali berbagi cinta yang 32 tahun tertunda. Tapi sial, ketika Mamudi baru saja “nangkring” tahu-tahu Karman suami Wiwik pulang. Urusan pun jadi panjang, dua peselingkuh itu dilaporkan ke Polres Cirebon dan Wiwik-Mahmudi harus siap menanggung malu.

Untung diselesaikan lewat polisi. Kalau penyelesaian pakai golok bagaimana?

No comments: