Tuesday, July 29, 2008

Curi Kegadisan Anak Tiri


Awalnya nyolong sapi orangtua sendiri, lalu nyolong nyolong sapi di lain kota. Nyolong ternak itu enak, kegadisan anak tiri dia tabrak. Tapi di kota Solo karier kriminal Nopi, 32, yang mengguk (asma) ini berakhir, setelah peluru bersarang di kakinya. Uniknya, di kantor polisi si anak tiri masih juga nyosorrrr!

Dunia kriminal memang sangat diakrabi Nopi sejak bujangan. Di kampung asalnya, Situbondo (Jatim) dia sudah bikin ngenes hati orangtuanya. Bagaimana tidak? Kuliah tidak mau, jadi bromocorah oke banget. Yang lucu, meski dia tak pernah peduli politik, tapi sepak terjangnya seperti Indonesia di kala pemerintahan Megawati saja. Betapa tidak? Bila Meneg BUMN-nya menjuali aset negara, Nopi berani pula menjuali segala aset orangtuanya, dari sepeda motor hingga sapi di kandang.

Ilmu permalingan Nopi sederhana saja. Ketika sang ayah menyuruhnya menggembalakan sapi ke ladang, sapi itu tak pernah kembali berikut penggembalanya. Ternyata memang dilipat jadi duit, lalu buat kabur ke Solo. Di sini dia ketemu janda cantik berpaha putih mirip paha sapi yang pernah dijualnya. Jatuh cintalah Nopi meski si janda sudah punya anak menjelang perawan. Meski nakal, lelaki ini memang sangat peduli pada janda muda. Prinsip Nopi: bukankah masih banyak janda yang perlu dikencani? Betulllll…..?

Namun setelah beristri, Nopi bukan menghentikan tindak kriminalnya. Justru semakin menggila. Soalnya, dengan keluarga baru kebutuhan hidup memang makin membengkak, sedangkan Nopi tak punya pekerjaan. Maka di kota Bengawan ini pula dia melanjutkan profesi lamanya, nyolong sapi. Istrinya pernah menegur, tapi Nopi tak peduli. “Aku ini si pencuri sapi…., bila hari sudah petang, sapi hilang dari kandang, inilah kerjanya si maling sapi, ya piye ya piye huu hiii hooo hooo…”, kata Nopi malah menirukan penyanyi Ivo Nilakrisna dulu.

Debut nyolong sapi berlanjut, tapi perilaku Nopi sendiri sebetulnya seperti sapi. Begaimana tidak? Dia ini tidak pernah tahan dengan paha mulus seputih paha sapi curian. Melihat anak tirinya, Ninik, 17, yang mulai menginjak dewasa, dia sudah gatelan kepengin menggoyangnya. Maka ketika istrinya tak di rumah, anak tiripun dipaksa melayani kebutuhan biologisnya. Awalnya meringis, tapi lama-lama merenges juga. Akhirnya hal itu menjadi sebuah rutinitas. Maksudnya, ketika hubungan terlarang itu sudah menjadi pekerjaan mengasyikkan, bukan sekali dua Ninik yang ambil prakarsa.

Asmara gelap bapak dan anak tiri itu nyaris tak terungkap, sampai kemudian Nopi ditembak kakinya oleh polisi Polsek Jebres, karena pencurian sapi di Petoran dan Pucangsawit. Ketika Nopi masuk tahanan, ternyata gadis itu lebih sibuk dari ibunya sendiri. Saat bezuk, dia mencoba selalu dekat dengan ayah tirinya. Sampai-sampai polisi bertanya, sejauh mana hubungannya dengan lelaki yang statusnya hanya ayah tiri tersebut. Lalu Ninik pun berkisah, bla bla bla….., sehingga ibu kandungnya jadi terpana dibuatnya.

Kata Ninik, ketika ibunya pergi, Nopi sekali tempo diajaknya berbuat layaknya suami istri. Awalnya menolak, tapi setelah dipaksa ayah tiri, lho kok enak…., ya keterusan. Sejak itu Nopi jadi punya dua ranjang satu rumah. Ibu dan anak digauli bergantian tanpa sepengetahuan masing-masing. Maka Ny. Nopi pun hanya bisa geleng-geleng kepala atas kebengalan suami dan anaknya. Tapi sudah terlambat. “Dasar maling, apa saja dicolong….,” gumam istri Nopi.

Untuk ke depan, selepas penjara nama Nopi diubah saja jadi nyopi alias: nyolong sapi.

1 comment:

Mimi Anasthetic said...

Best sangat cerita ni.. Buatkan saya nak baca tiap hari..
Tumpang Iklan
Ada tak abang-abang sado kat sini yang nak tambah kesadoan?
"Adik lelaki" makin garang! Grrr...aum..
>>>Besarkan Zakar dan Panjangkan Zakar Semula Jadi! <<<