Wednesday, July 2, 2008

Janda Pengobat Sepi



Cobaan Tuhan atas umatnya memang macam-macam. Ada yang dicoba dalam kemewahan, ada pula yang dicoba dalam kemiskinan. Agaknya Dalijo, 40 tahun, warga Tegal (Jateng) ini tidak tahan ketika dicoba sekaligus dalam kemiskinan dan kesepian. Melihat janda tetangga yang cantik dan mulus, pendulumnya langsung kontak. Tak peduli dosa, tak peduli sanksi pidana, Ny. Minatun, 42 tahun, langsung dihewes-hewes...... bablas kehormatannya!

Ihwal asmara berlumur dosa tersebut dimulai ketika ekonomi Dalijo sehari-hari dalam kondisi sangat buruk. Penghasilannya sebagai buruh tani di Desa Selapura Kecamatan Dukuhwaru, sangat tidak menjanjikan. Tiap hari selalu kekurangan, sedangkan cadangan devisi dalam rumah tidak punya lagi. Akibatnya neraca pembayaran utang luar rumah makin menumpuk. Setiap hari istrinya, Lastri selalu dicari-cari orang nagih utang. Sangat menyedihkan memang.

Ny. Lastri tak tahan juga pada akhirnya mengalami penghinaan semacam itu terus menerus,. Maka sewaktu ada kesempatan jadi TKW ke Timur Tengah, berangkatlah dia ke sana. Kontrak kerjanya tidak terlalu lama, hanya dua tahun. Tapi selama itu dia akan bisa mendandani ekonominya yang amburadul. Utang akan terbayar dan kondisi sosial ekonominya akan bangkit lagi. Meski berat, Dalijo terpaksa menerima terobosan ekonomi dari bininya tersebut.

Terobosan istrinya memang membawa hasil. Sejak bininya berangkat ke Arab Saudi, Dalijo mulai bisa mencicil utangan luar rumah. Kiriman real dari negri petrodolar itu selalu berkesinambungan.Kini dia mulai bisa nyombong lagi, petentang-petenteng naik Honda, hasil dari keringat istrinya jadi TKW. “Hidup harus dinikmati, capek aku jadi orang miskin,” kata Dalijo berbangga pada teman-temannya.

Akan tetapi, kebutuhan hidup makhluk homo sapiens memang tidak seperti sapi, cukup makan rumput melulu. Soal perut Dalijo kini memang tidak kekurangan lagi. Tapi yang di bawah perut, inilah yang selalu kacau balau. Maklumlah, ketika masih ada istri di rumah seminggu tiga kali dia masih bisa menjalankan sunah rosul. Tapi setelah Lastri mencari terobosan ekonomi, sudah hampir setahun Dalijo tak punya “terobosan” lagi!

Mumet jadinya Dalijo. Kalau mumetnya kepala bisa disembuhkan bodrex-nya Dede Jusuf, lha kalau mumet yang satu ini, harus ke mana? Jepitin pintu takut lecet, mau nyebrang ke bini tetangga juga tidak punya, di samping haram hukumnya. “Ya Tuhan, berikan aku cobaan dalam kemisikinan, aku masih bisa bertahan, tapi jangan Engkau coba aku dalam kesepian....,” ratap Dalijo selalu.

Akhirrnya kesepian Dalijo agak terobati ketika di tetangga dekat rumah ternyata ada janda nganggur.Usianya jauh lebih tua sedikit darinya. Lumayan cantik, kulit putih bersih, tumit juga merah jambu, apa lagi betisnya, wooo.... mbunting padi! Yang membuat Dalijo makin penasaran, wanita ini jinak-jinak merpati. Sekadar dicolek pantat dan diremas tangan tak menolak. Tapi diajak lebih dari itu selalu berkelit secara sopan.

Memang masuk akal juga. Di samping haram hukumnya, juga tak mau merusak hubungan antar tetangga. Dengan kata lain, sekadar iseng silakan, untuk serius, jangan! Ini yang membuat Dalijo pusing tujuh kelililing. Maka ketika rumah janda Minatun kebetulan sepi dan situasi mantap terkendali, dia masuk. Janda itu lalu disergapnya, hip. Meski berontak, langsung saja dipereteli dan kemudian dipekosa hewes-hewes.......bablas kehormatannya.

Asyik sekali Dalijo, rasa sepinya terbayar sudah. Tapi bagaimana dengan Ny. Minatun? Dia tak terima atas perlakuan kasar tetangganya itu. Dia pun mengadu ke Polsek Dukuhwaru dan Dalijo pun ditangkap.Tapi dalam pemeriksaan dia membantah keras bahwa telah memperkosa Minatun. “Wong dianya malah goyang begitu kok Pak,” bela Dalijo sambil cengengesan. Nah lho!

1 comment:

Anonymous said...

astaghfirllah.....
ingatlah kalian semua!!!
dunia ini hanya sementrara dan akan hancur beserta dosamu yang kian hari kau tumpuk ingat allah SWT yang senantiasa mengawasimu!!