Tuesday, April 1, 2008

Yang Jatuh Di Pelukan Tetangga


Andaikan Sarijo, 40 tahun, tak ada main dengan bini tetangga sendiri, niscaya dia bisa bertahan pada posisinya sebagai pamong desa, setidaknya hingga 2009 nanti. Tapi begitulah, lelaki di mana saja sama; tak tahan lihat pantat gede dan dada montok. Baru ketemu Ny. Asih, 34 tahun, tetangganya yang semog (seksi) dan putih macam penyanyi Alda, sudah klepek-klepek lupa kedudukan. Maka ketika perselingkuhan itu terbongkar, dia dipaksa mundur dadi jabatannya.

Tokoh keagamaan dan pemuka masyarakat sering bilang bahwa anak adam bisa lupa daratan karena tiga ta, yakni: harta, tahta dan wanita. Buktinya kini seabrek-abrek. Anggota DPRD sampai gubernur diadili gara-gara korup, politisi main curang dalam pilkada karena haus tahta. Dan terakhir, Yahya Zaini anggota DPR mental dari Senayan dan jatuh dari pohon beringin karena “ndangdutan” di ranjang bersama penyanyi dangdut Maria Eva.

Ini peringatan berharga bagi para pemegang kekuasaan, termasuk penguasa kelas teri sebagaimana pamong desa Sarijo, dari Wonosari, Gunung Kidul, DI Yogyakarta. Melalui teve di rumahnya, dia juga sering menyaksikan kaca benggala kehidupan tersebut. Tapi ketika dirinya tengah jatuh kasmaran pada bini tetangga sendiri, dia mencoba berlagak pilon saja. “Ah itu kan bagi mereka yang kelas tinggi, bagi saya-saya ini, nggak sampai begitu, lah iyauwww,” begitu katanya menghibur diri.

Kalau boleh berterus terang, pamong desa Sawahan Kecamatan Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunung Kidul ini memang sedang “nyawah” di tetangga sebelah rumah. Jika suami Asih pergi, Sarijo suka “nyangkul” bersama wanita itu. Pacul masih muda, ketemu lahan gembur banyak komposnya, tentu saja cangkulannya dalem-dalem. Di malam yang sepi Sarijo-Asih suka goclak-gaclok “mencangkul” hingga mandi keringat.

Asih memang “sawah” yang enak dicangkul dan perlu. Orangnya cantik, bodi sekel nan cemekel macam penyanyi Alda. Maka sejak kenal pertama beberapa tahun lalu, Sarijo jadi suka ngglibet mengadakan pendekatan. Gila memang, orang wanita berkulit putih bersih itu masih punya suami, kok ditelateni juga. Dicolek pertama kali, Asih berkelit. Ketika Sarijo menegurnya, reaksi bini tetangga itu enteng saja. “Aku tak biasaaaa…..,” kata Asih, sungguh mirip penyanyi Alda yang sudah almarhumah itu.

Hanya saja Sarijo tahu watak wanita pada umumnya, kalau ditelateni terus, yang tadinya ogah-ogah, akan bilang: ah, ah, ahhhhhh! Yang tadinya mau memanggil hansip, bila telah kena pengapesannya, pasti malah bilang: sip, sip, siiiiip! Maka tekad Sarijo pun semakin mantap, biar diludahi, biar dimaki-maki, Asih akan dikejar terus hingga wanita itu bertekuk lutut dan berbuka paha untuknya.

Ilmu Merayu Wanita sistem 50 jam memang sudah dikuasai benar oleh Sarijo. Ketika keluarga Asih bikin dapur, tahu-tahu dia kirim pasir dan semen satu truk. Meski Asih tak pernah minta, bak Departemen Sosial, pamong desa itu memberikan uang Rp 2 juta. Uang tersebut sesungguhnya bolehnya minjam ke kelurahan lewat kredit PPMK (Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan). Begitulah lelaki, bila ada maunya sok semugih (berlagak kaya). Padahal di rumah, anaknya bayar SPP saja telat melulu.

Disemprot bantuan terus macam lumpur Lapindo, lama-lama Asih melunak juga. Buktinya, dia mulai menerima kunjungan Sarijo di kala misoanya tak di rumah. Dasar ini yang ditunggu-tunggu sipamong desa, begitu situasinya sangat mantap terkendali, Asih pun ditubruk dan lalu digelandang ke kamar. Memang awalnya berontak, tapi lama-lama ya ah, ah, ahhhhhh. Tadinya mau meringis, sekarang malah mrenges. “Dasar lelaki, kalau belum keturutan nguyaaaaak (mengejar) terus,” kata Asih setelah skore 1-0.

Orang-orang di sekitar rumah Sarijo-Asih semula tak tahu adanya skandal itu, begitu pula pasangan mereka. Tapi lantaran pamong desa itu semakin berani jadi lelaki subita (suka bini tetangga), penduduk pun lama-lama jadi tahu bahwa pamong desa Sarijo suka menyelinap ke rumah Asih di kala suaminya pergi. Mereka pun pernah memergoki, betapa laki wanita yang bukan suami istri itu berbagi cinta di ranjang terlarang.

Lembaga desa yang bernama Badan Perwakilan Desa (Baperdes) pun dilapori akan kelakuan bejad pamong Sarijo. Lebih dari itu penduduk menggelar demo ke kantor camat Ponjong, minta agar pamong jago selingkuh tersebut dicopot. Camat pun lalu memanggil Sarijo dan diinterogasi, ternyata mengaku memang suka selingkuh bersama Ny. Asih. Tapi kalau warga tak menghendaki dirinya, dia siap mundur dari jabatan. “Nggak apa saya mundur dari pamong, gara-gara “maju mundur” sama Asih,” kata Sarijo tanpa malu-malu.Atau gini saja, Asih suruh cerai dulu, lalu dimadu, mengikuti jejak Aa Gym.

1 comment:

Ivan Jenggot said...

ya jangan selalu disalahkan lelaki atuh mba. wanita pun demikian adanya, buktinya asih mau aja:)

tulisan bagus, dengan bait yang turun naik seperti nada.