Sunday, April 6, 2008

Siapa Bilang Impoten?


Dituduh mertuanya impotent karena kawin 6 tahun belum punya anak, membuat mantu bernama Kabul, 35 tahun, ini tersinggung berat. Pembalasan dendamnya cukup unik. Untuk membuktikan keperkasaannya, adik iparnya yang sudah gadis 17-an digauli berulangkali sampai hamil. “Nah, siapa bilang aku ini peluh (impotent)….?” tantang lelaki dari Nganjuk (Jatim) ini, meski Kabul akhirnya jadi urusan polisi.

Ini kisah mertua masa kini yang jarang baca koran, apa lagi kolomnya dr. Naek L Tobing. Mbok Katemi, 55 tahun, dari Desa Kendalrejo Kecamatan Bagor ini punya anggapan, setiap kegagalan istri memiliki anak, akibat suaminya tak bisa bicara dalam percaturan ranjang. Dan ketika Dasmi, 28, putrinya sudah lama menikah dengan Kabul tapi hasilnya kringeten thok (keringatan doang), langsung saja “dosa” itu dialamatkan pada mantunya.

Nenek rindu cucu ini sudah cukup lama kesal pada Kabul menantunya. Masak kawin dengan putrinya satu pelita lebih, kok belum juga bunting. Lalu kerjanya Kabul setiap malam selama ini apa saja? Malu dong dengan pasangan lain! Yang lain, di zaman era gombalisasi sekarang ini, belum suami istri sudah pada hamil duluan. Lha ini yang sudah komplit baik STNK, BPKB maupun SIM-nya, kok tidak juga berproduksi.

Dasmi putrinya, dan Kabul menantunya, pernah secara blak-blakan ditanyakan oleh Mbok Katemi tentang kelengkapan syarat-syarat produksi. Mereka menjawab semuanya normal, tak ada yang kurang atau tidak beres. “Rupanya Tuhan belum memberi, jadi simbok sabar saja bila pengin cucu dari saya,” kata Kabul memberi pengertian pada mertuanya tersebut.

Akan tetapi sabar kan ada batasnya. Masak sudah satu pelita kok belum ada bukti otentik Kabul bisa menghamili istrinya. Maka sekali waktu, Mbok Dasmi menuduh mantunya ini memang peluh atau impotent. Katanya lebih lanjut, lelaki yang tidak bisa menghamili istrinya, sama saja ayam sayur. Bisanya hanya berkokok kukuruyuk melulu, tapi jalu atau tajinya tak pernah bisa digunakan. Payah!

Apesnya, sisi buruk mantunya ini diceritakan ke mana-mana. Setiap orang menanyakan kenapa Dasmi belum bathi (punya anak), serta merta tuduhan dialamatkan pada Kabul si menantu. Kata Mbok Katemi, mantunya ternyata hanya bisa ngayani (memberi jaminan hidup) saja, tapi tak bisa ngayeli (menggauli) istrinya. “Kalau terus saja begini, saya minta posisi Kabul sebagai mantu dikocok ulang saja,” kata wanita itu kesal. Maksudnya, Dasmi agar bercerai saja dengan Kabul.

Ternyata ledekan dan ejekan soal impotensi itu terdengar juga oleh Kabul. Malu, marah dan dendam rasanya diublek jadi satu. Tapi bagaimana lagi, memberi pengertian pada mertua yang berpandangan sempit, memang susah. Setiap istri tak kunjung hamil selalu yang disalahkan lelaki. Padahal kan bisa saja wanitanya yang mandul, atau titik temu antara sperma dan ovum (indung telur) wanita tak pas. Yang satu lewat Jombang, yang satunya lewat Kediri, jadi tlisipan terus!

Ide gila Kabul pun muncul untuk memberi pembelajaran sekaligus nyangar (mempermalukan) mbok Katemi. Kebetulan istrinya punya adik perempuan yang kala itu sudah berusia 16 tahunan. Adik iparnya ini juga tak kalah cantik dari kakaknya, maka bila situasinya mantap terkendali, gadis bernama Marsih itu dirayu-rayu agar mau diajak berhubungan intim bak suami istri.

Ketika wacana itu digulirkan pertama kali, Marsih menolak. Tapi lantaran Kabul memang jagoan merayu cewek, lama-lama adik ipar tersebut bertekuk lutut dan berbuka paha untuknya. Sejak saat itu, secara berkesinambungan dan tanpa jadwal, Marsih digauli. Dan sebagaimana kata orang Jawa, ipe itu ternyata memang kepanjangan kata: iki ya penak (ini enak juga).

Apa yang menjadi target Kabul tercapai, dalam arti dia berhasil mematahkan “hipotesa” mertuanya. Terbukti, setelah berkali-kali “ditelateni” si kakak ipar, gadis Marsih akhirnya hamil. Mbok Katemi tentu saja kaget, putrinya yang belum punya suami kok tahu-tahu hamil. Siapa pula yang nyetrom? “Sapa ndhuk sing kurang ajar wani ngetengi kowe (siapa yang berani kurang ajar menghamili kamu)?”, kata Mbok Katemi sengit.

Hancur hati sang mertua, begitu Marsih menyebut nama kakak iparnya. Gantian Mbok Ngatemi nglabrak menantunya, kenapa adik ipar segala dihamili. Ternyata jawab Kabul enteng saja, bukannya apa-apa, itu semua sekadar pembuktian bahwa dirinya memang lelaki tulen, buktinya Marsih pun bisa hamil olehnya. Mbok Katemi yang kena “kick balik” tak berkutik, tapi dia langsung melapor ke Polsek Bagor bahwa mantunya telah memperkosa adik iparnya. Fakta memang bisa direkayasa.

1 comment:

Anonymous said...

Hmmm ....


POSTING TERBARU


Donload Film SKandal SMA posted by Admin @ 4:40 PM
Free Donload 3GP Indonesia dan Malaysia posted by Admin @ 4:40 PM
Donload Video Bokep TerGRESS Mesum posted by Admin @ 4:40 PM
Gambar-gambar senonok Anak ABG tante dan Mahasiswi posted by Admin @ 4:40 PM