Sunday, April 6, 2008

Akibat "Teman Main"


Dendam betul hati Selvi, 34 tahun, sebagai istri. Enam tahun berumah tangga bersama Imron, 40 tahun, selalu diliputi oleh kebohongan dan kebohongan. Ada perempuan sangat akrab dengan suami, ketika diklarifikasi Imron menjawab: ah, itu hanya teman main. Padahal setelah dicermati, main di situ bukan main gundu atau petak umpet, melainkan “main di ranjang” bak suami istri.

Ini kisah rakyat jelata yang sok ikut-ikutan gaya pejabat dan anggota DPR. Istri satu saja tak pernah habis dimakan rayap, Imron mau ikut-ikutan punya WIL (Wanita Idaman Lain). Padahal Selvi sebagai istrinya, sesungguhnya cukup cantik di kelasnya. Orangnya berkulit putih bersih, bodi seksi menggiurkan, berat badan 55 Kg dan tinggi 160 cm. Apa lagi betisnya, wooo….mbunting padi. Pendek kata, Selvi boleh dikata wanita sempurna, yang enak dikeloni dan perlu!

Namun Imron memang lelaki pembosan. Meski istrinya semlohai macam begitu, ibarat makanan dia jenuh dengan menu sayur lodeh melulu. Dia ingin penyegaran dan difersifikasi menu. Karena itulah matanya mulai jelalatan dan liar, dalam rangka menjaring tokoh alternative. Apakah Imron mau kawin lagi? “Nggak, nggak, aku belum kelasnya wakil ketua DPR maupun mubaligh kondang…,” kata Imron sekali waktu.

Di sinilah titik kesalahan lelaki dari Utan Panjang Kecamatan Kemayoran (Jakpus) ini. Poligami tidak berani dengan alasan tidak mampu, tapi urusan selingkuh doyan banget. Buktinya yaitu tadi, Imron melupakan istrinya untuk memacari Asti, 30, yang secara pisik sebetulnya kalah cantik dengan istrinya. Kalau ada nilai tambah, wanita itu paling hanya menang di bodi dan usia saja. Asti memang masih dalam status gadis.

Asti sendiri meski sudah tahu si Imron punya keluarga, masih juga menanggapi. Soalnya ya itu tadi, bersama Imron dia bisa dibelikan apa saja. Memang, dia tak memperolehnya secara gratis, sebab secara priodik dia harus juga melayani kebutuhan “ranjang” si Imron. Malam satu Suro tempo hari misalnya, ketika pusaka kraton di Solo dan di Yogya dijamasi (dicuci), malam itu Asti juga harus njamasi “pusaka” milik Imron! Memang “take and give” itu tak bisa dilepaskan.

Awal-awalnya, perselingkuhan Imron ini sangat aman secara mantap terkendali. Sebab dia masih bisa mengatur menegemen syahwatnya. Artinya, meski dia selalu kencan di luar bersama Asti, tapi jatah rutin untuk istri di rumah tak pernah dilupakan. Mungkin saja frekwensinya yang beda, biasanya seminggu tiga kali, kini tinggal sekali seminggu. “Asal suamiku selalu ada di samping, itu sudah cukup, aku sudah bisa merem…,” kata Selvi penuh kepasrahan wanita.

Tapi ketika Imron mulai jarang mengeloni bini, ditambah duit gaji juga tak pernah diterima utuh, barulah Selvi menaruh kecurigaan pada suaminya. Jangan-jangan ada kebocoran anggaran. Mulailah dia menyelidik. Dan ternyata betul, ada kabar sas-sus bahwa suaminya memiliki WIL. Makin jelas lagi, ketika info itu juga lengkap dengan data nama dan alamatnya segala.

Imron lalu diklarifikasi secara santun. Pertama kali Selvi bertanya apakah kenal dengan Asti yang tinggal di Bendungan Jago? Meski wajah jadi pucat dan ngomongnya mulai pating pecotot, dia mengaku kenal dengan baik. Tapi ketika sang istri mengejar sejauh mana “kenal baik” dengan si Asti, Imron mulai menjawab agak sensitip. “Asti itu kan sekedar teman main saja, ma….!” kata Imron serius dan tegang.

Karena sang suami menjawab grogi, jadi tahulah Selvi bahwa “teman main” di sini maknanya luas sekali. Bukan sekadar main petak umpet atau main gundu kalangan anak-anak, tapi teman main untuk “permainan” orang-orang dewasa. Ya bisa main cinta-cintaan, main mata, sampai main di ranjang bagaikan suami istri. Point terakhir inilah yang sangat diyakini oleh Selvi.

Akhirnya Selvi pun semakin banyak dapat data bahwa “main ranjang” suaminya bersama Asti bukan sekadar wacana, melainkan sudah fakta dan kisah nyata. Ironisnya, ketika kemarin dia menyodorkan data-data perselingkuhan selama ini, Imron marah besar. Bukannya minta maaf, tapi tangan langsung maju. Kepalan mendarat di jidat istrinya, disusul tendangan ke arah punggung, bress!

Habis menghajar istrinya, Imron melarikan diri bersama kekasih gelapnya. Oleh para tetangganya Selvi lalu dilarikan ke RSCM dan menjalani rawat jalan. Selain melapor ke polisi, dia juga sudah menguatkan tekad untuk lapor ke Pengadilan Agama alias cerai dari Imron. “Biarlah dia main sepuasnya dengan “teman main”-nya, tapi langkah hukum dariku, tunggu tanggal mainnya…,” kata Selvi dengan kepala masih diperban.

1 comment:

Anonymous said...

Yg lain mana ? ..



POSTING TERBARU

Donload Film SKandal SMA posted by Admin @ 4:40 PM
Free Donload 3GP Indonesia dan Malaysia posted by Admin @ 4:40 PM
Donload Video Bokep TerGRESS Mesum posted by Admin @ 4:40 PM
Gambar-gambar senonok Anak ABG tante dan Mahasiswi posted by Admin @ 4:40 PM































.