Tuesday, April 1, 2008

Selingkuh Dijadikan Solusi


Setiap keluarga pastilah pernah mengalami kejenuhan rumahtangga. Tapi sebagai solusinya apakah harus selingkuh macam Bardan, 40 tahun, dari Kemayoran (Jakarta Pusat) ini? Dengan alasan Mimin, 34 tahun, istrinya tak lagi menarik penampilannnya, dia malah kumpul kebo dengan gadis asal sekampungnya di Tegal sana . Tapi untuk kenekadannya tersebut Bardan harus membayar mahal. Dia diarak warga menuju Polsek nyaris hanya pakai kancut doang!

Istri Bardan yang bernama Mimin ini sebetulnya lumayan cantik di kelasnya. Dulu untuk mendapatkannya, Bardan harus jatuh bangun mengejarnya. Modalnya tak hanya membawa segenggam cinta, tapi juga muka badak segala. Akhirnya, karena melihat keseriusan sang perjaka, meski Bardan tak membawa bulan dan lautan ke pangkuan, Mimin pun bertekuk lutut dan berbuka paha untuk si tukang ojek.

Tapi sifat manusia memang pembosan. Segala sesuatu yang telah menjadi miliknya, jadi tak menarik lagi. Apa lagi Mimin setelah menjadi ibu rumahtangga, tak mau lagi bersolek. Badannya mekar lagi, sangat jauh beda dengan Bu Fatimah tetangganya, yang meski sudah beranak 4 tapi tetap langsing dan singset. Sayangnya kalau dinasihati agar mencontoh Bu Fatimah, jawab Mimin ketus. “Kawini saja dia, begitu saja kok repot!”.

Ironisnya pula, sudah gembrot Mimin tak bau wangi lagi, tapi beraroma asep dapur dan bawang merah. Jadi manakala Bardan mendekati bini dalam rangka “sunah rosul”, langsung drop duluan. Tadinya sudah bertegangan 200 volt, mendadak tinggal 110 volt, kelip keliiiip. Bardan sudah mencoba minum berbagai suplemen, tapi hasilnya tetap mendelep, seperti kamera digital kehabisan baterai.

Akibat kejenuhan yang berkepanjangan, Bardan pernah berencana kawin lagi. Tapi mengingat posisinya yang hanya tukang ojek, rasanya sulit membiayai dua istri. Kalau soal onderdil sih jagoan, tapi meteril? Lagi pula Bardan tak mau kehilangan citra. Dia tak mau ibu-ibu di Kepu Timur (Kemayoran) tempat tinggalnya pada menangis, sebagaimana para kaum ibu meratapi Aa Gym yang kawin lagi. “Padahal kami yang beda kan status, tapi soal napsu kaum lelaki sih sama saja…,” kata Bardan.

Tekad batin Bardan untuk mencari solusi kembali membara, ketika dia pulang kampung ke Slawi, Tegal, tempat asalnya. Di desanya sana , dia ketemu Kasmi, 35, tetangganya yang dalam status janda. Begitu ketemu kontan pendulumnya kontak. Sebab di matanya, janda teman main dari kecil itu ternyata demikian anggun. Wajahnya masih cantik, bodi dan kulitnya mirip Bu Fatimah tetangganya di Kepu Timur. Pendek kata, masih enak dikeloni dan perlu!

Ingat status Kasmi yang janda ditinggal mati, Bardan merasa dapat peluang. Orang lain pada buka dompet peduli Yogya, dompet peduli Pangandaran, biarlah si tukang ojek ini peduli “dompet” si janda. Tanpa memikirkan resikonya, Kasmi pun dipacari saja. Ternyata janda itu menanggapi. Maka solusi yang di rumah belum ditemukan, bersama Kasmi semuanya bisa. Sejak itu pula Bardan jadi rajin pulang kampung, sebab target intinya memang dalam rangka sporing balansing itu tadi.

Keseringan mondar-mandir Jakarta-Tegal, memang enak di entong tapi bobol di kantong. Karenanya diam-diam Kasmi lalu dicarikan rumah kontrakan di bilangan Senen. Di sinilah si tukang ojek ini memanjakan syahwatnya dengan sistem kumpul kebo berbasis selingkuh. Asal capek pulang narik seharian, malamnya langsung “narik” Kasmi di rumah kontrakannya. Setelah itu badan kembali bugar dan wajahpun sumringah.

Akan tetapi yang namanya istri punya naluri batin yang tak bisa dibohongi. Menyaksikan Bardan pulang kampung melulu, ditambah lagi tak memenuhi “kewajiban”-nya sebagai suami, Mimin curiga bahwa ada yang tak beres pada suaminya. Maka sekali tempo dibuntutilah ke mana Bardan pergi. Ee, ternyata dia masuk rumah kontrakan di Senen. Begitu diintip, ya ampuuuuun, suaminya sedang tumpang tindih dengan si janda rekanan kumpul kebonya.

Hati siapa yang tak mengkap-mengkap dibuatnya? Mimin pun lalu lapor pengurus RT dan diadakan penggerebegan bersama. Bardan pun tak bisa mungkir akan proyek kumpul kebonya. Dengan pakaian seadanya, nyaris hanya pakai kancut, Bardan dan Kasmi digiring ke Polsek Kemayoran. “Habis saya jenuh dengan biniku yang gembrot dan bau berambang, Pak…..,” kata Bardan di depan polisi.

1 comment:

Anonymous said...

Yg lain mana ? ..



POSTING TERBARU

Donload Film SKandal SMA posted by Admin @ 4:40 PM
Free Donload 3GP Indonesia dan Malaysia posted by Admin @ 4:40 PM
Donload Video Bokep TerGRESS Mesum posted by Admin @ 4:40 PM
Gambar-gambar senonok Anak ABG tante dan Mahasiswi posted by Admin @ 4:40 PM































.