Wednesday, May 7, 2008
Asmara Daur Ulang
Rumahtangga Caswadi, 40, hancur ya gara-gara ulah Kades Tarjan, 35, yang tak tahu diuntung ini. Sudah dimaafkan setahun lalu, bahkan sudah bikin pernyataan takkan lagi menyelingkuhi istrinya, eh….lha kok didaur ulang! Beberapa hari lalu, Tarjan memergoki sendiri Sustiyah, 32, istrinya tengah disetubuhi Caswadi di komplek pelacuran Cirebon. Maka kali ini tak ada ampun lagi, Pak Kades diseret dari ranjang dan dihajar hingga babak belur!
Ini kisah Kades paling nekad se Kabupaten Cirebon (Jabar). Setahun lalu dia merintis perselingkuhan itu dengan bini warganya, Tarjan. Kebetulan Sustiyah istri Tarjan termasuk wanita aktif di kegiatan kelurahan, sehingga dari sinilah kontak batin itu dimulai. Asal nampak Sustiyah, Pak Kades rajin menghadiri acara itu. Padahal, titik perhatiannya bukan pada acara, melainkan pada Ny. Sustiyah yang cukup cantik di kelasnya tersebut. Mata Pak Kades lalu melotoooot, seperti kucing lihat bandeng.
Ny. Sustiyah lama-lama mengetahui juga isi jeroan dan pendulum Pak Kades. Ah, dia sangat merasa tersanjung jadinya. Masa seorang istri warga biasa, yang profesi suaminya hanya pekerja biasa, ditaksir orang nomer satu di Desa Astanamukti Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon. Apa nggak salah nih? “Ya salah dong, masak bini orang mau ditelateni….,” begitu kata hati nurani Ny. Tarjan.
Di dalam hati sanubari Sustiyah sesungguhnya, sejak dulu dia sangat terkesan akan penampilan Pak Kades. Sudah ganteng, cukup kaya, punya jabatan strategis lagi. Tapi setelah ingat di rumah ada suami, dan Pak Kades juga punya keluarga, suara hati nuraninya itu ditindasnya sendiri. Jika gejolak hati itu ditanggapi, itu sudah termasuk bagian dari selingkuh. Padahal, selingkuh itu kan hanya memanjakan kemaluan, tapi nanti malunya nggak ketulungan!
Untuk sekadar diketahui, hati nurani biasanya selalu berdampingan dengan suara setan. Maka meski hati nurani sudah mengingatkan, setan lalu nimbrung jadi provokator. Apa lagi belakangan Pak Kades makin agresip saja mendekati, maka Ny. Sustiyah tak bisa lagi membohongi dirinya sendiri. “Malu kan kalau ketahuan, kalau enggak kan ya keasyikan lah iyauwww….,” kata setan memberi semangat.
Sustiyah akhirnya tak bisa mengelak ketika sekali waktu diajak jalan-jalan. Di dalam mobilnya yang disetir sendiri oleh Pak Kades, tangan Caswadi rajinnya bukan main. Tangan kanan pegang setir, tangan kiri geratakan ke mana-mana bagaikan Tim SAR sedang mencari sesuatu. Sustiyah sendiri yang menjadi medan operasional, hanya bisa mendesah ah ah dan uh uh. Kadang dia meringis, dan Pak Kades yang mrenges!
Enaknya kita kembali ke…. laptop! Ketika Sustiyah sudah mau digerayangi, itu berarti untuk ke sononya lagi terserah Anda. Maka lain waktu bini Tarjan ini dibawa Pak Kades ke sebuah hotel di Cirebon. Di situlah kemudian keduanya selingkuh dalam arti sebenarnya. Di situ tak ada lagi Caswadi yang Kepala Desa, di sini tak ada pula Sustiyah yang bini Tarjan. Yang ada hanyalah dua anak adam yang bermanja-manja dengan nafsu.
Lama-lama praktek mesum Caswadi-Sustiyah yang berbasis selingkuh itu diketahui penduduk. Tarjan yang dilapori tentu saja tak terima. Dia segera melabrak Pak Kades. Malu bila hal itu menjadi konsumsi public, Kades Caswadi kemudian membuat pernyataan bahwa takkan menyelingkuhi istri Tarjan lagi. “Saya berjanji, mulai hari ini takkan lagi menyelingkuhi bini Tarjan. Suerrrr….,” begitu salah satu kalimat inti dalam perjanjian di atas meterai cukup itu.
Akan tetapi ternyata janji di atas meterai itu hanya retorika belaka. Bebarapa bulan tak merasakan “menu” Sustiyah yang pulen dan kenyal, Kades Caswadi kembali pusing juga. Lupa akan “Perjanjian Astanamukti” setahun lalu, dia kembali lirak-lirik pada Ny. Sustiyah. Bila ketemu, Pak Kades kembali melepas sinyal-sinyal asmara. Mungkin karena BTS (Bisikan Teman Setan)-nya cukup dekat, Sustiyah menanggapi saja.
Lalu keduanya pun kembali mendaur ulang kisah selingkuhnya di masa lalu. Cuma konyolnya, sedang bokek atau bagaimana, untuk ngecas wadi (daerah rahasia)-nya Caswadi kali ini tak mengajaknya ke hotel, melainkan ke komplek pelacuran Balongan. Meski tempatnya tak memadai, namanya orang diburu nafsu, ya nggak masyalah. “Yang penting rasanya Bung,” kata Pak Kades ngkali.
Untungnya kebenaran masih berpihak pada Tarjan. Ada warga yang memberi tahu bahwa istrinya jalan bareng sama Pak Kades ke Balongan. Suami malang ini langsung merapat ke TKP. Benar juga, keduanya kembali berselingkuh. Menyaksikan bininya ditindih Pak Kades, emosi Tarjan tak bisa diredam lagi kali ini. Caswadi lalu diseret dari ranjang dan dihajar. Sialnya, sebelum sempat dimatiin, Pak Kades sempat kabur. Tinggalah Tarjan melapor ke polisi dan camat Pangenan, minta Caswadi dipecat jabatan Kadesnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
tokoh n pelakunya saya kenal...bahkan si kades gara2 perselingkuhanya itu masuk penjara di rutan cirebon..satu kamar tahanan dengan saya...hehhehee
Post a Comment