Wednesday, May 7, 2008
Salah Pencet “Klakson”
Andaikan Kamari, 40, tak memanjakan istri dengan membelikan motor baru, mungkin selamat sejahteralah biduk rumah tangganya. Tapi itulah yang terjadi. Gara-gara motor baru tersebut, Indri, 35, disosor anak muda tetangganya. Bayangkan, katanya mengajari naik motor, Rudi, 19, suka salah pencet “klakson” milik bini Kamari. Ya kacau balaulah semuanya.
Tak bisa dipungkiri, istri cantik memang harus dimanjakan, meski itupun harus sebatas kemampuan. Sebab kalau memaksakan diri, suami bisa saja terlibat kasus Bulog jilid II, maksudnya korup sana korup sini. Bila ini yang terjadi, awalnya memang aksi, tapi akhirnya bau terasi. Tiap hari diperiksa polisi, akhirnya masuk bui!
Indri istri Kamari ini memang layak dapat bintang. Lehernya yang jenjang, rambutnya yang panjang, payudaranya yang segar menantang, ditambah jalannya yang tak pernah ngegang, membuat lelaki berkhayal sampai kenyang. “Aku punya bini macam Indri, nggak ngantor seminggu juga nggak apa,” kata para tetangganya di Jalan Imam Bonjol, Gang Langgeng, Tanjungkarang Barat.
Kamari sendiri sebagai suami memang sangat bangga akan bininya. Ketika memperjuangkan Indri dulu, telah dikerahkan segala daya, tenaga dan dana. Dia harus membangun koalisi dalam keluarga calon mertua, minta dukungan politik. Maklum, pesaingnya begitu banyak, sedangkan Kamari tampil belakangan. Untungnya, dia berhasil muncul sebagai kuda hitam, dan kini tiap malam bisa memamerkan “tenaga kuda”-nya untuk bini tercinta.
Agar Indri selalu merasa bahagia di samping dan bawahnya, Kamari memang harus memanjakannya. Misal kata ketika dia minta dibelikan sepeda motor baru, supaya lebih praktis belanja ke warung atau ke pasar. Dan karena dengan uang muka Rp 500.000,- sudah bisa membawa pulang motor bebek, Kamari pun membelikan motor cicilan yang bila distater bunyinya: dit, dit, dit, alias kredit, kredit, kredit….!
Honda Bebek itu terbeli sudah, lalu sebelum plat nomernya tiba, Ny. Indri belajar naik motor dibantu anak muda tetangganya. Maklum, Kamari yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya, tak pernah sempat mengajari istrinya sendiri naik motor. “Dik Rudi, tolong mbakmu diajari naik motor ya, di lapangan depan saja, jangan ke jalan raya,” begitu pesan Kamari.
Istri Kamari pun lalu belajar naik motor bersama Rudi, ketika usai masak pukul 10.00. Anak muda itu memberi tahu di mana pedal rem, di mana starter gas dan di mana kunci kontak harus dimasukkan. Setelah itu, Indri duduk di depan dan Rudi menempel ketat di belakangnya sambil mengajari bagaimana memegang kemudi. Pendek kata, gerak-gerik mereka bagaikan wayang orang Sri Wedari ambil lakon Srikandi Ajar Manah.
Dalam episode Indri Ajar Motor, dampaknya ternyata lain. Terlalu sering nyenggol-nyenggol tubuh bini Kamari yang sekel nan cemekel, lama-lama ukuran celana Rudi jadi berubah. Bahkan pada kesempatan lain, entah sengaja atau tidak, anak muda itu berani memencet “klakson” Mbak Indri. “Dik Rudi gimana sih, klaksonnya kan bukan di situ,” protes Indri, tapi tidak marah.
Orang lelaki dikasih angin, ya jadi nekad. Biar masih begitu muda, tapi karena sering nonton VCD atau situs porno di internet, Rudi menjadi berkeinginan lebih. Konyolnya, bini Kamari ini membiarkan saja. Maka begitu Rudi menyerbu daerah-daerah mematikan, Indri malah menggelandangnya ke ranjang. Yang terjadi selanjutnya ya begitulah. Di lapangan Rudi mengajari bagaimana naik motor, di ranjang justru Rudi diajari bagaimana memasukkan “kunci kontak” dan menstaternya.
Lama-lama lakon Indri Ajar Motor ini tercium oleh warga dan kemudian diteruskan pada Kamari. Dan beberapa hari lalu, suami malang itu melihat langsung betapa bininya tengah memberi “bimbel” alias bimbingan bergelut pada Rudi. Kamari yang tak menerimakan kelakuan istri dan Rudi tersebut, segera membawa persoalan tersebut ke Polres Bandar Lampung. “Suruh ngajari naik motor, malah istriku yang dinaiki…,” ujar Kamari kesal.
Agaknya Rudi bolotan juga tuh telinganya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment