Tuesday, April 1, 2008
Dicakar 'Meong' Tua
Sungguh asyik punya bini dua bisa "meong-meongan" kapan saja, berhalangan di sana, pindah kesini. Namun kebahagiaan Saman,40, berbini dua tak berlangsung lama. Ketika bongkar proyek poligaminya, Ny. Jumilah,37, istri pertama berkelakuan macam meong beneran. Suami habis dicakari, bini kedua alias madunya juga dilabrak di rumah kontrakkannya dan lalu di cakari pula. Meong, hrghherggggh!
Ini kisah suami yang poligami tapi tak bisa berlaku adil pada kedua istrinya. Padahal dalam Quran surat Annisa ayat 3 sudah di jelaskan, nikahi perempuan satu hingga empat, tapi kalau mampu. Kalau tidak mampu ya cukup satu saja. Lho, saya insya Allah mampu kok, "kata Saman setahun lalu ketika diberi gambaran oleh keluarga dekatnya tentang manfaat, nikamt dan mudlaratnay berbini lebih dari satu.
Tapi nyatanya, ketika diam-diam berpoligami, Saman tak mampu menjaga kredibilitasnya sebagai suami, Masalahnya itu tadi, kemampuan finansil tidak sejalan dengan kemampuan onderdil. Sejak berbini dua, jatah onderdil saja yang terus berkesinambungan. Tapi yang namanya materil, babak belur. Baiasanya gaji utuh diberikan Ny. Jumilah, kini dibagi pula untuk Heni,28. Padahal unutk ini pun Saman harus merangkai sejuta alasan.
Istri pertamanya tentu saja kelabakan. Gaji utuh saja tidak cukup untuk sebulan, kok sekarang malah di kurangi lagi. Asal diselediki kemana larinya uang tersebut, Saman bilang dikirim keluarganya di kampung. Ini alasan paling gampang dan aman, sebab tak mungkin Jumilah mengeceknya kesana. Nanti salah-salah malah merusak citra istri Saman sendiri. "Pelit banget tuh Jamilah, suami ngirim duit ke kampung saja diusut," pastilah orang-orang di desa.
Akal bulus Saman untuk sementara berhasil. Dia hidup dengan tenang bersama kedua istrinya. Urusan ranjang juga sangat terjamin, istilah kata tak ada hari prei. Bini tua berhalangan misalnya, ddia bisa pindah kebini muda. Sebaliknya bila Heni halangan, dia bisa menjalankan sunah rosul bersama Jamilah. Pendek kata semenjak punya dua bini Saman badannya juga bertambah bersih saja lantaran mandi junub melulu!
Tiga bulan hingga enam bulan, Saman masih bisa belaku adail menurut versinya, Baik istri muda dan istri tua selalu di kunjungi. Hanya saja, bila waktu untuk Jamilah bisa lebih lama lengkap dengan paket nginepnya, untuk Heni waktunya seperlunya saja. Datang sore hari sepulang kerja paling hanya 1-2 jam. habis dikasih minum, lalu nyetrum, langsung pulang ke bini tua sebagai pangkalan utamanya.
Ilmu "Kucing-kucingan"Saman harus di pertahankan terus, karena selama ini dia selalu menyembunyikan status poligaminya. Dan sejak punya dua bini, dia memang menjadi juara bohong tingkat Jakarta Barat. Sebab kalau tidak bohong rahasianya pasti terbongkar. Padahal sekali berbohong Saman akan berbohong selamanya.
Kebohongan dan kepoligamian Saman terungkap ketika tetangga yang memergoki dia jalan dengan Heni. meski tetangga itu tidak menegur dengan alasan menyelamatkan diri dari muka umum, tak urung informasi itu sampai juga ke Jamilah istri pertama. Akibatnya bisa di tebak, ketika tiba di rumah Saman di adili. Uniknya, meski akhirnya mengaku dia tidak menyebut nama dan dimana rumah istri keduanya, "Ini semua demi stabilitas keluarga kita, Ma,"Kata Saman sok gaya pejabat.
Akal perempuan memang banyak, Justru larangan suami itu membuat Jamilahmakin penasaran. Bagai bak dektektif
dia berhasil menemukan nomor HP istri kedua Saman. Mulailah wanita itu diteror lewat SMS, isinya: bila tak minta cerai, akan di bunuh. Lebih-lebih setelah temukan alamatnya di Cengkareng Timur, makin rajinlah Jamilaj meneror Heni. Bahkan pernah pula di labrak tapi tak ketemu.
Heni pun mengadu pada suaminya, dan Saman ganti menegur istrinya. Tapi akibatnya fatal, Jamilah marah dan suaminya di cakar habis. Setelah itu ia pergi mendatangi madunya itu, kembali ia main cakar di sana. Betul-betul istri Samanseperti kucing, main cakar dan menggeram macam kucing rebutan belung. Balungnya Saman, tentunya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment