Wednesday, March 12, 2008

Yang Tua Yang Selingkuh

Semboyan “yang tua yang selingkuh” kini sedang ditekuni oleh Ny. Yanti, 54 tahun, dari Serang (Banten). Betapa tidak? Sudah punya cucu dan menantu, kok bisa-bisanya dia selingkuh dengan Yanto, 24 tahun, yang muda belia. Ketika mereka digerebek beberapa hari lalu di rumahnya, nenek-nenek ini kedapatan telanjang bulat seusai melayani nafsu si pedagang rokok.

Asmara dan cinta memang bukan monopoli anak muda. Yang sudah tua, yang rambutnya sudah memutih pun, tak kalah getolnya dalam urusan berpacu dalam birahi. Lihat saja kelakuan Ny. Yanti, warga Kampung Calung Kelurahan Kota Baru, Serang. Merasa suaminya tak lagi bisa memenuhi aspirasi arus bawahnya, dia mencoba menebar pesona ke alam sekitarnya. Soal nanti akan ditertawakan para anak cucu dan ayam, itu urusan lain.

Yang Putri yang pekerjaan sehari-harinya jualan sandal di Pasar Lama Serang ini memang sudah agak lama menderita kekecewaaan batin pada suaminya. Sebab meski abah Kusno baru usia 57 tahun, sudah tak bisa bicara banyak dalam urusan ranjang. Ibarat mobil, mesinnya ngadat melulu setiap dibawa nanjak ke Puncak. Kalau dipaksakan juga, asapnya item dan olienya bocor ke mana-mana! “Ah, sampeyan hanya bikin kotor saja,” kata Ny. Yanti kesal.

Akan tetapi Yang Putri memang termasuk nenek lincah, meski belum sekelas Titik Puspa dan Rima Melati. Sementara di rumah tak lagi memperoleh kepuasan batin, dia mencoba membuat terobosan baru di luaran. Uniknya, yang diincar bukan kalangan duda atau lelaki sebaya Yanti, tapi justru anak-anak muda. Agaknya nenek satu ini masih tinggi pedenya. Dia yakin bahwa sisa-sisa kecantikannya masih bisa menaklukkan kaum adam.

Nenek Yanti memang baru mengincar Yanto, penjual rokok yang sama-sama dagang di Pasar Lama, dekat Bank Buana Indonesia Jalan HM. Hasanudin. Di matanya, tukang rokok itu memang muda dan tampan. Dia memprediksikan, baik tongkrongan maupun “tangkringan”-nya pasti seimbang. “Tidak kaya suamiku, belum usia 60 tahun sudah kena penyakit Edi Tansil....,” gumam si nenek.

Kali pertama dia menebar pesona, Yanto sama sekali tak ngeh dengan aspirasi arus bawah tetangga dagangnya tersebut. Kalau wanita itu suka memberi makanan padanya, dianggap sekadar kasih sayang seorang nenek pada anak muda yang dianggap sebagai cucunya. Jadi kalau diberi kue lapis, ya hanya terasa kue lapis. Begitu pula kalau dikirim rengginang, ya hanya terasa gurih dan renyah saja, tak ada rasa lain.

Apapan yang dirasakan Yanto, itulah pesona yang tengah ditebar nenek Yanti. Dan sekarang, bila sore telah tiba dia pulang minta diantar Yanto pakai motor, sementara Kusno suaminya gantian jaga kios. “Saya pulang mandi-mandi dulu ya Pak, nanti ke sini lagi,” begitu kata Yanti dan selalu dijawab dengan anggukan kepala oleh Kusno, secara tulus dan tanpa rasa curiga.

Tetapi, di rumah kenyataannya suka berlama-lama. Sebab di rumah yang sepi itu Ny. Yanti sibuk merayu-rayu Yanto untuk memberinya sekedar kehangatan. Namanya lelaki normal. Dipancing-pancing soal urusan begituan, sedangkan istri Kusno ini juga masih nampak cantik di usia setengah abad lewat, akhirnya tergiur juga Yanto. Maka yang terjadi kemudian, Ny. Yanti yang tadinya pamitan mau mandi, sekarang benar-benar mandi junub habis melayani tukang rokok Yanto.

Indah dan nikmatnya selingkuh kali pertama, membuat keduanya ketagihan. Asal pulang mengantar si nenek, pasti Yanto kemudian diberi “upah” yang paling spektakuler itu tadi. Si nenek juga sangat kagum akan kemahiran Yanto. Bila awalnya harus banyak dibimbing dan diberi pengarahan, kini sudah tahu sendiri apa yang harus diperbuat. Pendek kata cak-cek seperti pemain bulutangkis ketemu kock.

Kepusan selingkuh Yanto-Yanti tak berlangsung lama. Para tetangga lama-lama jadi curiga. Kenapa kalau hanya sekadar mengantar pulang si nenek, kok tukang rokok itu terus masuk ke dalam rumah dan berlama-lama. Mereka pun penasaran untuk mengintipnya. Benar juga dugaan warga. Yanti dilihat para tetangganya tengah bugil melayani nafsu Yanto.

Akhirnya pasangan mesum itu lalu digerebek. Dengan pakaian seadanya nenek genit ini bersama gendakannya dibawa ke Polres Serang. Kusno suaminya pun lalu disusul untuk menyaksikan kelakuan istrinya selama di rumah bersama Yanto. Tapi mungkin menyadari akan kekurangannya, skandal itu tak diteruskan secara hukum. Baik Kusno maupun Yanti menyelesaikan secara kekeluargaan dan penuh musyawaroh.

Hadir nggak, si Asmuni Srimulat untuk ikut dalam musyawaroh ini?

No comments: